SINOPSIS MOHABBATEIN episode 369 "ISHITA MEMANG BERBEDA" by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 369 "ISHITA MEMANG BERBEDA" by. Sally Diandra Malam itu seluruh keluarga Bhalla akhirnya pulang ke rumah “Oh iya kau lupa sesuatu” ujar Ishita yang kemudian mampir ke rumah keluarga Iyer sambil membawa oleh oleh untuk Adi, ketika masuk ke dalam rumah, dilihatnya Adi sedang tertidur di sofa yang berada di ruang tamu “Kenapa dia tidur disini ? Aku tidak bisa membangunkannya dan menyuruhnya tidur di dalam kamar” ujar Ishita iba “Ibu, apakah kamu sudah pulang ?” Ishita mendengar Adi bergumam “Adi, ini bibi Ishita dan bibi sudah membeli makanan China buat kamu” Adi segera bangun begitu mendengar Ishita membawa makanan dan bergegas memakannya dengan lahap di meja makan, Ishita tersenyum melihat sikap Adi yang kelihatan sangat kelaparan, kemudian Ishita memberikan segelas air putih untuk minumnya dan bertanya tentang Shagun 

“Dimana ibumu ?”, “Dia sedang tidur dikamar” ujar Adi sambil terus menikmati bakmi khas China itu dengan lahap, kebetulan saat itu Raman juga masuk ke dalam rumah keluarga Iyer, Raman tersenyum melihat kebersamaan Ishita dan Adi di ruang makan “Maaf, aku hanya makan makanan vegetarian saja” ujar Ishita ketika Adi menawarinya makan bersama “Untung saja aku membelikan makanan untuk Adi kalau tidak dia pasti akan tidur dengan perut keroncongan” bathin Ishita senang sambil terus memperhatikan Adi, sementara dalam hati Raman juga berkata “Cintanya pada anak anakku adalah hadiah untukku, aku tidak khawatir pada mereka selama dia ada disini” bathin Raman kemudian berlalu meninggalkan Ishita dan Adi tanpa sepengetahuan mereka, 

Ishita kemudian memberikan makanan pencuci mulut untuk Adi dan menyimpan sisanya di dalam lemari es sambil berkata “Jangan lupa, setelah selesai makan, gosok gigimu dan tidur yaa, bibi akan melihat Ruhi dulu” ujar Ishita kemudian bergegas pergi dari sana, namun baru setengah jalan, Adi memanggilnya “Bibi Ishita” Ishita berbalik menengok ke arah Adi “Terima kasih” ujar Adi “Sama sama, Adi” ujar Ishita kemudian segera berlalu dari sana, Adi tersenyum manis, ketika Ishita sudah mau masuk ke dalam apartemennya sendiri, dilihatnya Shagun datang dengan jalannya yang sempoyongan, Ishita tertegun “Rupanya Adi menutupi kepergian ibunya tadi” bathin Ishita heran, Shagun masuk ke dalam rumah dan melihat Adi sudah selesai makan, Shagun merasa senang karena Adi sudah makan “Jangan lupa cuci piringnya dan kembalikan semua piringnya ke tempat semula yaa, kalau tidak bibi Iyer akan memarahi kamu, ibu akan tidur dulu, byeee” ujar Shagun santai dan bergegas pergi dari sana, Ishita melihat mereka dari pintu depan dengan perasaan iba 

Raman sedang ngobrol di telfon membahas soal pekerjaannya, setelah selesai menelfon, kebetulan Ishita datang dan mereka berdua mulai berdebat “Raman, kamu bisa kan membantu proyeknya Ruhi ?”, “Apa ?” saat itu Ruhi datang dan berkata “Proyek penghijauan, ayah”, “Ruhi, maafkan ayah, nak ,,, ayah juga punya proyek sendiri, ini sangat penting” ujar Raman sambil meminta maaf dengan menjewer kedua telinganya “Baiklah, sini biar ibu Ishi saja yang membantu Ruhi” sela Ishita, sementara itu Adi juga meminta Shagun untuk membuatkan sebuah presentasi “Kenapa kamu bilangnya baru kali ini ? Sudah biar ibu bayar seseorang yang bisa membuat proyekmu”, “Ini aktifitas anak anak dan orangtuanya untuk mengerjakannya bersama sama” ujar Adi memelas “Adi, kepala ibu pusing dan ibu ingin tidur” ujar Shagun kemudian langsung berbaring dan mematikan lampu kamar, Adi merasa sedih 

Malam itu Ishita dan Ruhi sedang mengerjakan proyek Ruhi dikamar Ruhi sementara Raman juga sedang mengerjakan proyek kantornya dikamarnya sendiri, setelah selesai akhirnya Raman tertidur, sedangkan Ishita juga sudah selesai mengerjakan proyek Ruhi sambil menancapkan tulisan ‘proyek nya Ruhi Bhalla’ lalu Ishita meminta Ruhi untuk meminta tolong pada Raman untuk mengeprint gambar melalui laptopnya Raman, Ruhi segera menemui Raman dikamarnya dan dilihatnya Raman sudah tertidur “Ayah kalau tidur kelihatan lucu sekali, aku akan ngeprint sendiri” ujar Ruhi sambil mengambil laptop Raman, kemudian Ruhi mulai mengeprint, kebetulan saat itu ada perintah di laptop Raman, Ruhi segera mengenternya dan keluarlah kertas di mesin print tersebut, Ruhi merasa senang 

Keesokan harinya, Ishita sedang menyiapkan sarapan pagi sambil ngobrol dengan seluruh keluarga “Kita akan menetapkan perjodohan Rinki dengan seorang pemuda segera”, Tapi ayah, saat ini Rinki belum siap” sela Ishita “Ishita, lebih baik kamu pulang cepat dari klinik dan jelaskan pada Rinki untuk menemui pemuda itu dengan hati yang terbuka”, “Baiklah, ibu ,,, aku akan mencobanya” ujar Ishita menimpali ucapan ibu mertuanya, Romi hanya bisa terdiam memperhatikan mereka, 

Raman sedang bersiap siap sambil berkata “Aku akan segera datang dan presentasiku sudah siap” ujar Raman yang saat itu sedang menelfon straf kantornya “Kalau begitu tolong kirimkan lewat emailnya, tuan Raman” pinta staf kantor “Baiklah akan aku kirimkan” Raman segera duduk diatas tempat tidurnya dan membuka laptopnya namun ternyata tidak di temukan apa apa disana sana, filenya tidak ada, saat itu Ruhi memasuki kamar Raman sambil memamerkan proyeknya yang dibuatnya bersama Ishita, Ishita yang membawanya kesana “Ayah sudah melihatnya Ruhi” ujar Raman yang masih bingung dengan filenya yang hilang “Ayah, semalam ketika aku mau mengeprint, ayah sedang tidur” Raman tertegun “Waktu itu aku menghapus beberapa file dan semua kertas printku keluar” ujar Ruhi polos, Raman langsung memarahi Ruhi karena Raman baru tahu kalau Ruhilah yang menghapus filenya, Ruhi menangis, Ishita kaget dan meminta Ruhi untuk bertanya pada Raman kalau mau menyentuh laptop Raman, Raman sangat marah dan segera pergi dari sana, Ruhi menangis sedih, Ishita berusaha menghiburnya “Nanti tunjukkan saja pialamu pada ayah maka ayah pasti akan bahagia, sekarang tersenyumlah” hibur ishita 

Di kantornya, Raman meminta staffnya untuk memperbaiki filenya dan mulai panik, saat itu pimpinannya tuan Maholtra menelfon Raman “Iya tuan Maholtra, semuanya siap, aku akan segera kesana” ujar Raman, sementara itu Ishita mengirimkan sms untuk Raman “Semoga berjalan dengan baik” kemudian Raman membawa laptop cadangan dan meminta pada staffnya untuk membawa laptopnya segera ke tempat presentasi setelah selesai di perbaiki 

Di rumah keluarga Bhalla, Ishita berusaha mengajak Rinki ngobrol soal saudaranya Dimple yang tinggal diluar negeri sambil menikmati sarapan paginya “Kakak aku belum tertarik, tolong kak Ishita jelaskan pada ibu, kuliahku ini lebih penting” ujar Rinki yang kebetulan saat itu mendapat telfon dari salah satu teman kuliahnya “Baiklah, aku akan segera kesana” begitu Rinki menutup telfonnya, Rinki berkata pada Ishita “Kakak ipar, tolong bilang sama ibu ya, aku pergi dulu” ujar Rinki sambil memeluk Ishita dan bergegas pergi meninggalkan Ishita, begitu Rinki pergi, nyonya Bhalla langsung menghampiri Ishita sambil berkacak pinggang “Aku sudah mendengar semuanya, biarkan dia pulang dulu, aku tidak akan mengampuninya, aku ini ibunya dan aku peduli padanya” ujar nyonya Bhalla kesal, Ishita berusaha membuat ibunya tenang, tiba tiba Romi menyela “Lebih baik kalian jangan memaksa Rinki” ujar Romi, nyonya Bhalla tidak suka Romi ikut campur dan langsung memarahinya, Ishita berusaha menghiburnya 

Raman sudah sampai diruang presentasi dan alasan pada tuan Maholtra kalau dirinya terjebak macet “Bersiaplah karena giliran kita berikutnya” ujar tuan Maholtra, saat itu Ashok dan Suraj juga ada disana menatapnya dengan pandangan mengejek, tak lama kemudian Raman diminta untuk memulainya, Raman mulai tegang, semua orang menunggu Raman, Raman berusaha mengulur waktu sebentar, saat itu Raman mendapat telfon dari staff kantornya yang mengabarkan pada Raman kalau filenya tidak bisa diperbaiki, Raman benar benar merasa kesal, kemudian Raman meminta untuk bicara empat mata dengan Maholtra, setelah meminta waktu pada peserta presentasi yang lain, Raman mengajak bossnya ini untuk keluar sebentar lalu Raman memberitahu tentang adanya kesalahan pada filenya, 

Maholtra langsung memarahi Raman “Jadi ini belum selesai ? Lalu apa yang akan aku katakan pada para investor ? Bagaimana bisa kamu begitu ceroboh seperti ini, Raman ? Hal ini tidak bisa diterima begitu saja !” bentak Maholtra “Ini kesalahanku, tuan Maholtra ,,, apakah kita bisa meminta untuk hari yang lain ?” ujar Raman penuh harap, kebetulan salah satu dari panitia acara itu keluar dan memberitahu Raman dan Maholtra “Di dalam sana ada lebih dari tiga perusahaan yang sedang menunggu, kamu mau mencobanya atau meninggalkannya?”, “Sudah cukup, Raman ! Kita telah kehilangan kontrak ini dan aku tidak bisa mentoleransi hal ini !” bentak Maholtra marah 

Sementara itu di sekolah Ruhi, Ishita memasuki ruang presentasi proyek anak anak sekolah, Ishita datang sambil membawa hasil proyeknya Ruhi, Ruhi sangat senang melihat kedatangan ibu Ishinya “Kalau kak Adi dimana sayang ?” tanya Ishita yang kebetulan saat itu melihat Adi sedang sendirian “Ayooo kita ke kak Adi dan lihat bagaimana hasil proyeknya” ajak Ishita, saat itu Shagun masuk ke ruang presentasi tanpa membawa hasil proyek “Ibu mana proyeknya ?” tanya Adi cemas, Shagun segera menelfon orang yang dimintai bantuan untuk membuat proyek untuk Adi “Maafkan aku nyonya Shagun, aku mendadak mendapat tugas ceramah penting untuk kampus, jadi aku tidak bisa membuat proyek itu” Shagun sangat kesal begitu mendapat kabar tersebut “Lalu bagaimana kami bisa membuat proyek tersebut pada menit menit terakhir seperti ini ?” ujar Shagun cemas, kebetulan saat itu Ishita mendengar pembicaraan Shagun SINOPSIS MOHABBATEIN episode 370 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top