SINOPSIS MOHABBATEIN episode 352 “TAKTIK RUHI" by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 352 “TAKTIK RUHI" by. Sally Diandra Romi menemui seorang dokter di rumah sakit, Romi ingin mengambil sertifikat medis untuk lamaran kerja yang baru, saat itu dokter berlalu dari sana hendak mengambilnya “Sekali aku mendapatkannya maka pekerjaanku akan selesai dan aku akan menunjukkan pada seluruh keluarga kalau aku ini bukannya tidak berguna” ujar Romi sambil menunggu sang dokter dan melihat Sarika ternyata juga ada disana “Sarika”, “Bagus juga kamu mengingat namaku, bagaimana kabarmu, Romi ? Apakah kamu takut bertemu denganku ? Lagipula apa yang akan aku katakan padamu sekarang akan membuat kamu kaget, Romi” sindir Sarika sinis “Apa yang kamu katakan, Sarika ? Bagaimana kabarmu ?” Romi balik bertanya dengan rasa penasaran “Saat ini tubuhmu itu sedang dalam keadaan sakit”, “Ada apa denganku ?” tanya Romi heran, 

Sarika segera memberikan hasil pemeriksaan laboratorium “Bacalah hasilnya ini, kamu ini mengalami sakit bagian dalam yang menyebabkan kamu tidak pernah menjadi ayah, Romi kaget dan teringat pada kecelakaan yang terjadi padanya dan bertanya pada Sarika “Apa yang kamu katakan, Sarika ?”, “Kamu biasanya kan menjadi seorang pahlawan dan merayakan kejantananmu setiap hari, sekarang apa yang terjadi ? Apakah kamu tidak bisa menghadapi kelemahanmu ? Seluruh dunia akan mengatakan kalau kamu itu tidak baik sekarang” sindir Sarika “Omong kosong apa ini, Sarika ?”, “Kamu seharusnya senang karena kamu bisa melakukan apapun tanpa merasa cemas dan tegang karena kamu tidak akan bertanggungjawab pada siapapun dan tidak ada seorang anakpun yang akan memanggilmu ayah” sindir Sarika pedas, saat itu dokter datang dan Romi langsung bertanya tentang hasil tes labnya tersebut 

“Tenang saja, tuan Romi ,,, kamu baru saja mengalami sebuah kecelakaan dan bagian dalam tubuhmu itu terluka dan kamu punya satu pilihan” Romi menangis mendengar ucapan dokter “Apa pilihannya ? Apa yang akan aku katakan pada keluargaku nanti ?”, “Sarika, tolong ambilkan hasil tes yang lain” ujar dokter menimpali ucapan Romi, Sarika bergegas mengambilnya sambil tersenyum melihat Romi menangis, Romi teringat pada ucapannya sendiri kalau dirinya tidak ingin menjadi seorang ayah dan memberikannya sejumlah uang, Romi sangat bersedih dan segera meninggalkan rumah sakit, dalam hati Sarika berkata “Dia telah menolak untuk menerima anak kandungnya sendiri dan hari ini Tuhan telah melakukan keadilan padanya” bathin Sarika puas 

Romi pulang ke rumah dengan perasaan sedih dan bergumam pada dirinya sendiri “Omong kosong apa ini ? Seharusnya ada beberapa rasa sakit yang aku rasakan” gumam Romi, Simmi menghampirinya dan bertanya “Romi, apa yang kamu lakukan disini ?”, “Kakak, seharusnya ada sesuatu yang disebut dengan privacy !” ujar Romi kesal menimpali ucapan Simmi “Apa yang dikatakan oleh dokter tentang hasil labmu ? Lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan !” Simmi malah memarahi Romi, Romi hanya bisa terduduk dengan perasaan khawatir 

Raman dan Ishita sedang ngobrol tentang Adi “Kenapa keadaan seperti ini terjadi ? Semua ini adalah kesalahanku, aku tidak bisa memberikan sebuah keluarga yang baik untuk Adi, aku telah mendatangkan Ashok dalam kehidupannya, dia itu dalam kebingungan, siapa sebenarnya keluarganya ?”, “Raman, kamu tidak melakukan kesalahan apapun, kamu hanya lemah karena kamu punya perasaan, kamu menjadi lemah dalam kasih sayang dan cintamu pada Adi, jangan hadapi semuanya sendirian” hibur Ishita “Kamu harus bisa membuat kelemahanmu itu menjadi kekuatanmu, Adi pasti akan segera melihat kalau jarak diantara kalian itu tidak artinya apa apa, dia mendapatkan banyak cinta sekarang, oh iyaa aku mendapatkan sesuatu, tadi aku baru saja berbelanja” ujar Ishita sambil menunjukkan pakaian lari “Kamu tahu, aku tidak terbiasa mengikuti pertandingan olahraga jadi aku merasa canggung dalam pertandingan nanti”, “Kalau begitu bangunlah pagi pagi dan berlarilah !” ujar Raman 

Di ruang makan, nyonya Bhalla bertanya tentang kesehatan Adi “Dia sudah lebih baik, ibu ,,, ini semua karena Raman dan Ishita”, “Iyaaa dia memang seharusnya ada disini dan kamu bisa ada disini karena kamu adalah ibunya” sindir nyonya Bhalla, Adi menyela dan berkata pada Ruhi tentang pakaian olahraga dan sepatu olahraga yang baru dibeli ibunya “Aku sudah punya !”, “Tapi yang punyaku bermerek, jadi kalau kamu gagal ,,, tidak usah gugup !” Ruhi merasa kesal dengan ucapan Adi “Aku tidak gugup” tantang Ruhi “Kalau kamu berada di pihak ibu Shagun maka kamu akan tahu bagaimana rasanya menang” sindir Adi, Ruhi kemudian berkata pada Shagun “Wooow, ibu membelikan barang barang yang berkelas untuk kak Adi ,,, aku suka sepatunya” ujar Ruhi

“Ibu juga bisa membelikan sepatu yang sama untuk kamu, katakan saja padaku apa yang kamu inginkan ? Bagaimana kalau kita berbelanja ? Kamu bisa membeli apapun yang kamu inginkan” bujuk Ishita “Aku harap Ishita juga akan berpenampilan baik”, “Kalau begitu ayoooo kita belanja besok !” ujar Ruhi kemudian berlalu dari sana, Adi berbisik ke Shagun “Ibu, hari ini Ruhi bicara dengan ibu dan dia akan pergi bersama ibu besok, dia pasti akan mengerti kalau ibu adalah ibu kandungnya yang sesungguhnya” bisik Adi “Lihat saja Ishita, Ruhi akan bersamaku segera” gumam Shagun sambil tersenyum senang 

Ishita bertanya pada Romi “Romi, apa yang harus kita lakukan ? Karena aku tidak pernah berlari selama ini, aku pernah kena kram” Romi kemudian memberikan beberapa saran pada Ishita “Aku yakin, kakak pasti bisa menang” hibur Romi “Aku merasa damai dan senang ketika semua anak anakku baik baik saja ,,, Raman, tidak ada sesuatu yang lebih baik tanpa kehadiran anak anak” Romi langsung menyela ucapan ibunya “Ibu, lupakan saja semua hal yang sudah lama itu, banyak orang asing yang tidak mempunyai anak, lalu apakah mereka tidak bahagia ?” Ishita menyela ucapan Romi “Tidak, Romi ,,, setiap manusia membutuhkan anak anak untuk usia senja mereka, mereka menginginkan anak anak karena untuk kebahagiaan mereka”, “Anak anak melengkapi sebuah keluarga juga” sela Raman menimpali ucapan Ishita, Romi merasa sedih 

“Rinki, kamu juga harus ikut latihan” ajak Ishita “Apakah kamu akan berlari dengan mengenakan kain saree, Ishita ?” semua orang tertawa mendengar ejekkan Raman “Raman ini memang sukanya menggoda bukannya memberikan motivasi, awas kamu yaa Raman, aku akan memberikan susu badam” ujar nyonya Bhalla yang membela menantu kesayangannya, mereka semua tertawa terbahak bahak mendengarnya, Raman lalu mentertawakan Romi dan mereka semua kembali tertawa, dari kejauhan Shagun melihat kearah Ishita yang sedang tertawa “Tertawalah hari ini, Ishita ,,, karena mungkin kamu akan tidak akan punya waktu lagi untuk tertawa, karena kamu akan terus menangis” bathin Shagun, 

Saat itu Raman menemui Ishita yang saat itu sudah mengenakan pakaian olahraga “Pakaian ini ketat sekali” Ishita bergegas hendak mengganti bajunya begitu Raman mengkritiknya, namun Raman menyela “Aku hanya bercanda, aku akan ikut denganmu karena jika ada seseorang memperhatikanmu maka aku akan segera menghajarnya”, “Raman, aku tidak ingin menarik perhatian orang lain” ujar Ishita “Baiklah, lakukan yang terbaik untukmu” ujar Raman, kemudian Ishita berlalu dari sana, 

Shagun berkata pada Adi “Adi, ibu akan mengantarmu” ujar Shagun, Ishita menghampiri mereka dan melihat Shagun sedang menyiapkan Ruhi “Ruhi, ayooo kita latihan lari”, “Tidak, ibu ,,, aku akan pergi berbelanja dengan ibu Shagun” Ishita tertegun mendengar ucapan Ruhi “Ruhi, ibu sudah membatalkan semua janji ibu dengan pasien ibu sayang”, “Ibu kan bisa latihan sendiri” Shagun langsung menyela “Iyaa Ishita, kamu kan bisa latihan sendiri” Ruhi segera menggandeng tangan Shagun dan pergi dari sana, Ishita menangis melihat kepergian Ruhi, dalam hati Ruhi berkata “Maafkan aku, ibu Ishi ,,, aku hanya ingin membuktikan kalau kamulah ibu yang sesungguhnya” bathin Ruhi, 

Ishita masih menangis sambil berkata “Sekarang Shagun telah mempengaruhi Ruhi, aku tahu kalau Shagun sedang merencanakan sesuatu setelah apa yang telah dia perbuat kemarin, tapi kenapa Ruhi ? Aku hanya berharap Ruhi tidak terjebak dalam rencananya, aku harus terus mengawasi Shagun dan dia tidak boleh mempengaruhi Ruhi” bathin Ishita, saat itu ada telfon dari klinik “Baiklah, aku akan datang dan siapkan semua janji dengan pasien hari ini” ujar Ishita sambil berbalik pulang ke rumah, begitu sampai dirumah, Raman tertegun melihat Ishita yang pulang cepat “Ishita, kenapa kamu pulang begitu cepat ? Apakah semuanya baik baik saja ?”, “Ada panggilan kasus darurat dari klinik dan aku harus pergi Raman” ujar Ishita, akhirnya Ishita keluar dan melihat Subramanyam sedang berdiri disana SINOPSIS MOHABBATEIN episode 353 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top