SINOPSIS MOHABBATEIN episode 340 “SUMPAH RAMAN” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 340 “SUMPAH RAMAN” by. Sally Diandra Di kuil orang Madrasi, Raman sedang melakukan pemujaan ala Madrasi bersama keluarga Iyer, keluarga Bhalla, Ishita, Ruhi dan Adi, ketika pendeta meminta Raman untuk mengajak salah satu keluarganya melakukan pemujaan, dengan senang hati Adi mengulurkan tangannya ke arah Raman namun ternyata Raman meminta Ishita untuk menemaninya “Ishita ,,,” Adi sangat sedih begitu mengetahui kalau Raman memilih Ishita, Ishita segera menyambut tangan Raman dan duduk di dekat Raman, Adi sangat marah “Raman, kamu kan akan melakukan pemujaan dengan Adi, lalu apa ini ?”, “Aku tahu kalau kamu ingin dekat denganku, sekarang fokus pada pemujaannya” Ishita tersenyum mendengar ucapan Raman, kemudian mereka berdua melakukan pemujaan bersama sama, 

Raman menyuruh Ishita ikut karena tes yang sebenarnya dimulai sekarang “Aku tidak mengatakannya padamu, sudahlah, tinggalkan saja” pinta Ishita “Raman, sekarang kamu bisa mengangkat Ishita” pinta nyonya Bhalla, Raman segera mengangkat Ishita dan gendongannya, pendeta meminta Raman untuk mengucapkan kembali sumpahnya di dalam hati sambil memutari api suci “Kenapa harus bersumpah ?” tanya Ishita heran “Aku dengar kalau Tuhan akan memberikan apa yang aku minta, maka aku akan meminta kamu untuk selalu bersamaku dalam tujuh kelahiranku kelak” ujar Raman sambil terus memutari api suci dan menggendong Ishita, saat itu Ruhi memotret mereka dengan sebuah ponsel, Raman dan Ishita bergurau satu sama lain “Sebenarnya apa yang ayahmu suapkan padamu ?” Ishita langsung menutup mulut Raman, begitu Ishita sudah turun dari gendongan Raman dan berkata “Jangan bilang kalau aku gemuk, hal itu pasti akan tidak mesra sama sekali” ujar Ishita 

Dari kejauhan Adi yang melihat kemesraan Raman dan Ishita, semakin marah dan berkata pada dirinya sendiri “Mereka telah merenggut pemujaanku, jika ibu ada disini, hal ini pasti tidak akan terjadi” gumam Adi geram, Ruhi yang sedari tadi terus menerus memotret Raman dan Ishita lalu berkata “Ibu Ishi ayooo tersenyum” lalu Ruhi memotret kedua orangtuanya itu, Adi bergegas menghampiri Ruhi “Sudah cukup, Ruhi !” bentak Adi sambil mengambil ponsel tersebut “Ibu Shagun adalah ibu kandungmu bukan bibi Ishita ! Suatu hari nanti ayah akan memilih ibu Shagun kembali” bentak Adi, 

Di Asutralia, Shagun sedang merawat Poornima “Akan lebih menyenangkan dan lebih baik lagi kalau Mihir juga datang kesini”, “Dia pasti akan datang, ibu ,,, yang penting ibu sembuh dulu dan kita akan pergi menemui Mihir di India” hibur Shagun “Ibu sangat mengkhawatirkan kamu karena Ashok telah melakukan kesalahan padamu”, “Raman telah mengurus Adi dan aku dengan sangat baik” ujar Shagun senang “Tapi sampai kapan kamu akan tinggal disana ? Karena dia sangat mencintai Ishita” ujar Poornima sedih “Aku tidak akan kalah dengan cepat, ibu ,,, dan aku akan mengambil keuntungan dari kelemahan Raman yaitu Adi” ujar Shagun sinis “Kamu itu membutuhkan pria yang kaya dan Raman bisa memberikan segalanya untuk kamu, kamu memerlukan dia tapi aku takut kalau Raman mencintai Ishita, hal itu pasti akan sangat sulit untuk memisahkan mereka” ujar Poornima cemas 

“Raman sangat menyayangi Adi, ibu ,,, dan Ishita baru saja datang dalam kehidupannya, aku bisa dengan mudah menyingkirkannya, karena Raman telah hidup bersamaku selama 6 tahun” Shagun merasa optimistis “Aku hanya ingin kamu bahagia, Shagun” ujar Poornima, saat itu Adi mengirimkan foto Raman dan Ishita, Shagun sangat terkejut dan tidak percaya begitu melihat foto Raman dan Ishita yang begitu mesra yang dikirimkan oleh Adi melalui ponsel, Adi kemudian menelfonnya dan berkata “Ibu, kenapa mereka bisa melakukan hal seperti itu ? Aku mohon cepatlah pulang, Ishita akan merampas ayah dari kita”, “Iyaa sayang, ibu pasti akan segera kembali” ujar Shagun, 

Adi melihat ke arah Ishita dengan perasaan marah dan berkata pada dirinya sendiri “Piring pemujaannya masih ada disini, aku akan memberikannya ke bibi Ishita” gumam Adi, Ishita teringat pada ucapan Raman dan tersenyum senang, ketika sampai dirumah, Ruhi memperlihatkan hasil jepretannya pada Ishita dan Raman juga Romi, mereka semua merasa semua senang melihatnya namun tidak bagi Adi yang merasa kesal melihat tingkah mereka

Ruhi menemui Ishita di kamarnya dan berkata “Ibu Ishi, aku tidak suka dengan kak Adi ! Dia bilang ibu Ishi itu jahat dan ibu Shagun yang baik ! Apakah aku yang tdak bisa melihat atau aku yang bodoh ?” Ishita segera menjelaskan pada Ruhi kalau Adi akan lebih menyukai ibunya sendiri “Ibu Shagun akan menjadi yang terbaik untuk kak Adi”, “Tapi ibu Ishi adalah ibuku, lalu ayah itu milik siapa ? Milik ibu Ishi atau milik ibu Shagun ? Semua ibu dan ayah tinggal bersama tapi ayah tidak bisa dengan dua ibu, kak Adi bilang kalau ayah akan memilih salah satu diantara kalian berdua, lalu siapa yang akan ayah pilih ?” mereka berdua menangis bersama, Ishita lalu memeluk Ruhi dan berkata “Kak Adi sedang marah saat ini dan seharusnya kita tidak mempedulikan kata katanya, kamu tidak usah mengingat ingat satu katapun, hidup kita akan berjalan terus, ayahmu sangat menyayangi kamu, ibu Ishi juga sangat menyayangi kamu dan kita bertiga tidak akan pernah terpisahkah satu sama lain, ibu janji” ujar Ishita lalu menyuruh Ruhi untuk bermain di luar, 

Tanpa Ishita sadari ternyata Amma ada di pintu kamar dan mendengar semua pembicaraan mereka, begitu Ruhi pergi, Amma masuk ke dalam kamar Ishita “Aku tahu, ibu” Amma menangis sedih dan bertanya “Sampai kapan semua ini akan terjadi ? Ruhi benar”, “Ibu, Ruhi itu hanya anak anak dan Adi sedang dalam situasi yang buruk saat ini, dia mendapatkan cinta dan kasih sayang dari keluarganya setelah menghadapi berbagai macam permasalahan, ini sangat sulit” Ishita berusaha membuat Amma mengerti “Lalu bagaimana dengan kamu ? Kamu tidak bisa mengatasi semua ini, ini akan menjadi kekalahanmu, Raman harus mengerti tentang perbedaan antara istrinya dan ibu anak anaknya, kamu mungkin mengira kalau ibu ini banyak bicara tapi keputusan ini salah, kamu tidak mengerti, Ishi ,,, kamu pernah membawa Shagun juga sebelumnya kerumahmu, itu adalah permasalahan yang sangat besar” Ishita hanya terdiam 

“Kamu itu sangat baik dan kebaikanmu ini akan mengakhiri hubunganmu”, “Apakah ibu mengira kalau aku ini bodoh ? Ibu mengira kalau aku tidak bisa melihat beribu pertanyaan di mata mereka ? Aku bisa melihat semuanya, ibu” ujar Ishita sambil berjalan menutup pintu kamarnya dan berkata sambil berbalik lagi ke arah Amma “Aku bisa melihat kalau mereka semua merasa aku ini sedang menunjukkan kehebatanku karena aku telah membawa mantan istri suamiku ke rumahku sendiri, apa yang bisa aku lakukan pada waktu itu ? Aku melihat Adi sedang menangis di jalan, dia itu anaknya Raman, apa yang harus aku katakan padanya ? Tinggallah disini di dekat bak sampah bersama ibumu atau hanya kamu yang ikut dengan kami dan tinggalkan ibumu sendiri disini, jika semua ibu tiri bersikap baik maka mereka mengira aku telah salah, aku ini hanya manusia biasa, ibu” ujar Ishita sedih 

“Ibu, aku tidak bisa melihat penderitaan anak manapun dan aku selalu bersedia untuk mengobati mereka, jika aku tidak bisa melihat penderitaan orang lain, bagaimana bisa aku melihat penderitaan anaknya Raman ? Aku tahu kalau Adi tidak menghormati aku, dia memiliki masalah dengan kemarahannya, sikapnya yang buruk, ini semua karena dia dibesarkan dengan tidak baik, ini bukan kesalahannya” Ishita berusaha menjelaskannya pada Amma “Jika Shagun mengajarkan padanya nilai nilai yang buruk, kenapa kita harus memberikannya hukuman ? Dia mendapatkan lingkungan yang baik disini, Adi mengira kalau aku ini adalah ibu yang buruk, karena aku hanya seorang ibu tiri, kedua orangtuanya terpisah karena aku, Adi tidak bisa menganalisa tentang hal ini sebelumnya karena semua ucapan Shagun dianggapnya benar” Amma masih terdiam 

“Sementara itu Ruhi tahunya kalau aku ini ibunya, Adi percaya kalau semua ucapan Shagun itu benar, aku tidak bisa membuat masalah dengan Adi, apakah ibu merasa kalau aku bisa mentoleransi mantan istri suamiku ? Aku bisa melihat semuanya, aku tahu pasti akan ada banyak masalah, dia menggunakan semua barang barangku dan datang ke kamarku tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, sepertinya tidak ada privacy untuk diriku dan Raman, aku merasa terluka, ibu ,,, tapi aku harus menghadapi semuanya, ibu tahu kenapa ?” tanya Ishita “Karena Adi ada disini karena dia kalau tidak aku tidak akan mengijinkan dia masuk ke dalam rumahku, aku pernah melihat bagaimana Raman sekarat karena Adi, Adi telah begitu jauh dari Raman, aku bisa melihat mereka begitu bahagia, hal ini membanggakan, ibu" Ishita merasa bangga 

"Kenapa aku harus mengambil moment ini dari mereka ? Ketika aku menikah dengan Raman, aku memang tidak menyukainya, aku menikah hanya demi Ruhi tapi aku mendapatkan semuanya, aku mendapatkan seorang anak, aku mendapatkan seorang suami yang akhirnya mencintai aku, Raman berubah untukku, ketika semua keajaiban ini terjadi padaku, kenapa aku tidak boleh mengharapkan keajaiban yang lain ? Aku berharap suatu hari nanti Adi akan berubah” Amma menangis begitu mendengar semua penjelasan Ishita “Raman merasa lengkap saat ini dengan adanya Adi, kenapa aku harus merampas ini darinya ? Aku melakukan yang apa yang aku anggap benar, semua orang akan menganggap ini benar pada akhirnya nanti” ujar Ishita haru SINOPSIS MOHABBATEIN episode 341 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top