SINOPSIS MOHABBATEIN episode 336 “RINKI PULANG” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 336 “RINKI PULANG” by. Sally Diandra Malam itu setelah sukses membuat Ishita sedih, Adi bergegas menelfon Shagun dan menanyakan tentang neneknya “Nenekmu sudah baik baik saja sekarang” Adi kemudian memberitahu semua cerita terbaru tentang Ishita, sementara itu di bawah Ishita sedang menangis sedih teringat ucapan Aditya tadi, saat itu Raman turun ke bawah hendak mengambil air putih, Raman melihat Ishita yang sedang menangis, Raman segera menghampiri Ishita dan bertanya “Ada apa, Ishu ? Apakah Adi mengatakan sesuatu ?” Ishita menggeleng “Tidak”, “Lalu kenapa kamu menangis ? Kalau hanya menceritakan sebuah cerita dongeng padanya” Raman merasa heran “Tidak, bukan begitu, kisahnya sang tokoh mempunyai ibu tiri dan setiap ibu tirinya selalu jahat, apapun yang aku lakukan, aku akan selalu menjadi ibu tiri” ujar Ishita sedih 

“Kamu ini seorang dokter dan seorang ibu tiri dengan kisah ini, ibu menyebutmu sebagai ibu Yashoda yang lebih baik dari seorang ibu kandung, kamu ini adalah ibu Ishinya Ruhi, yang benar benar menjadi ibu dengan menyelamatkan seorang anak kecil dari jalan, yang memberikan Ruhi cinta yang berlebih daripada ibu kandungnya sendiri, hentikan membaca cerita cerita yang omong kosong dan kamu juga akan menjadi ibu Ishinya Adi dimana Adi akan menyayangi kamu seperti layaknya Ruhi, dia akan takut padamu karena ayahnya takut padamu” Ishita berusaha tersenyum mendengar ucapan Raman “Sekarang berhentilah menangis dan ikutlah denganku” pinta Raman sambil mengajak Ishita masuk ke kamar 

Saat itu Shagun memberikan beberapa tips pada Adi untuk selalu berfikir cerdas dan bersikap normal kalau tidak Ishita akan menggunakan Adi “Iyaa, ibu ,,, aku akan bersikap semanis mungkin”, “Ingat, Adi ,,, rumah itu adalah milikmu dan Ishita adalah ratu kejahatan yang harus kita singkirkan !” ujar Shagun geram “Iya, ibu ,,, aku tahu dan aku janji sampai ibu pulang nanti, aku akan membuatnya meninggalkan rumah ini”, “Bagus, anakku ! Ibu sayang sama kamu” kemudian telfon mereka berakhir 

Keesokan harinya, Raman bergumam pada dirinya sendiri “Pekerjaan tambahan dan kebersihan tambahan, dia tidak pernah bisa hidup dengan tenang” gumam Raman, saat itu Adi datang dan menyapa Raman dan Ishita “Adi, coklat panasmu sudah siap, minumlah”, “Terima kasih, bibi” ujar Adi senang “Adi, apakah tidurmu nyenyak semalam ?”, “Iyaa, ayah ,,, Ruhi benar, bibi Ishita memang seorang pendongeng yang baik” ujar Adi dengan sikap manisnya “Bibi Ishita, bisakah kamu membuatkan dosa untukku, aku sangat menyukainya” pinta Adi, Ishita bertanya tanya dalam hati dengan sikap Adi “Aku akan katakan kalau sudah siap nanti, Adi” ujar Ishita, Raman lalu menyela “Bibi Rinki sebentar lagi datang hari ini, Adi ,,, dia adalah salah satu bibi kesayanganmu kan ?” Adi hanya tersenyum kemudian pergi dari sana, dalam Raman bertanya “Sikap Adi biasa biasa saja tapi kenapa Ishita kelihatan kecewa ?” bathin Raman, 

Raman kemudian mengajak Ishita ngobrol sambil menghampirinya di dapur “Aku rasa aku mau membuat omelet untuk sarapan pagi, setelah dosa yang biasa dibikin” ujar Raman sambil melirik ke arah Ishita yang terlihat cemberut saja dari tadi “Aku akan membuatnya sendiri, karena kamu tidak mau menyentuh telur kan ?” saat itu ponsel Raman berdering, Raman segera mengangkatnya ternyata dari Pammi “Oooh nyonya Pammi, iyaaa aku mohon tolong antarkan Ruhi pulang karena ibu Ishinya sudah mulai gila, oh iya mana Ruhi ? Biar Ruhi bicara dengan ibu Ishinya” Raman lalu memberikan ponselnya ke Ishita agar Ishita bisa bicara dengan Ruhi, kebetulan saat itu tangan Ishita sedang sibuk membuat masakan, sehingga Ramanlah yang memegangi ponsel tersebut ditelinga Ishita ”Hallo sayang, apa kabar ? Cepatlah pulang, ibu Ishi sudah kangen sama kamu”, “Iyaa ibu Ishi, hari ini aku akan pulang” kemudian Ishita dan Ruhi ngobrol bersama, setelah selesai seperti biasa Raman selalu menggoda Ishita 

“Tadi malam, aku sangat takut karena kamu seperti seorang penyihir” Ishita tidak terima dengan ejekkan Raman, Ishita segera berlari mengejar Raman dan hendak memukulnya, mereka berkeliling ke sana kemari diruang tamu dan ruang tengah hingga akhirnya menabrak nyonya Bhalla “Apakah kalian tidak punya tempat lain untuk bermesraan ? Beritahu ibu dulu jadi ibu bisa tinggal di kamar ibu” Raman langsung menyela “Ibu, mesra apanya ? Dia itu sedang memukuli aku” ujar Raman kesal “Baguslah” Raman tercengang mendengar ucapan nyonya Bhalla yang malah mendukung Ishita “Ini sudah terlalu berlebihan ! Ayah dan aku akan mengkasuskan kalian berdua” kemudian Raman menyindir mereka sebagai penyihir “Dengar kan ibu ? Raman menyebut ibu sebagai ibunya penyihir” nyonya Bhalla langsung memarahi Raman, Ishita merasa senang mendengarnya 

Di rumah keluarga Bhalla, semua orang sedang menuggu kepulangan Rinky dari Sydney “Adi, ketika kamu masih kecil, kamu biasanya selalu bersama bibi Rinky sepanjang waktu” ujar Simmi ketika mereka sedang menikmati sarapan pagi bersama, tiba tiba Adi mendapat telfon dari Shagun, Simmi segera memberikan telfon itu ke Adi “Halll, ibu ,,, aku baik baik saja, baiklah aku akan minum obat alerginya, bibi Ishita yang akan memberikannya padaku” kemudian setelah telfonnya berakhir, Adi berkata pada Ishita untuk memberikan obat infeksi tenggorokkannya pada malam hari, tuan Bhalla lalu beranjak ke lemari mengecek obat darah tinggi nyonya Bhalla, dari tempatnya duduk Adi memperhatikan dimana kakeknya menyimpan obat itu, 

Tak lama kemudian Rinki akhirnya pulang kerumah dijemput oleh Romi, semua orang senang melihat kepulangan Rinki, Rinki menyapa semua orang termasuk Adi, mereka sangat senang dan memeluk Rinki dengan penuh kerinduan “Kenapa kalian menyuruh aku pulang segera ? Tapi aku akan kembali lagi ke Sydney” Raman langsung menyela ucapan Rinki “Kamu harus menemani ibu disini, Rinki”, “Iyaa, aku juga sudah mencari lembaga kursus buat kamu, kamu bisa bergabung dengan kursus yang sama seperti di sana di sini” sela Ishita menimpali ucapan Raman “Ohh iya, Rinki ,,, Adi ada disinii sekarang” Rinki lalu menyapa Adi, Adi hanya tersenyum melihat adik ayahnya yang bungsu “Aku membawa banyak sekali hadiah untuk kalian” kemudian Rinki minta tolong pada Romi untuk mengambil hadiahnya, 

Romi bergegas mengambil hadiahnya, Rinki sangat senang bertemu dengan Adi lagi setelah sekian lama berpisah, mereka semua sangat menikmati waktu mereka bersama sama sambil tertawa tawa senang, Rinki kemudian membagi bagikan hadiah yang dibawanya dari Sydney “Aku sangat merindukan makanan rumah, aku juga sangat merindukan pesta yang diadakan disini karena kak Simmi dan kak Romi mengirimkan fotonya ke aku, membuat aku jadi cemburu” ujar Rinki manja “Aku akan membuat pesta selamat datang untuk kamu, Rinki” sela Raman, Rinki sangat senang mendengarnya “Aku mencintai kalian semua” ujar Rinki sambil memeluk ibunya 

Akhirnya Ruhi pulang kerumah, nyonya Bhalla hendak memeluknya tapi Ruhi langsung berteriak “Aku ingin menemui bibi Rinki dulu” ujar Ruhi sambil berlari ke dalam rumah, begitu sampai dikamarnya sendiri, Ruhi sedang ngobrol dengan Ishita “Ibu Ishi, selama aku disana, aku tidak mempunyai waktu untuk merindukan ibu Ishi”, “Jadi kamu tidak merindukan ibu Ishimu ini ? Tidak semenitpun ?” tanya Ishita sedih, Ruhi menggeleng sambil berkata “Aku sangat menikmati waktuku disana bersama bibi Pammi” ujar Ruhi senang, 

Nyonya Bhalla sedang ngobrol dengan Pammi diruang tamu “Akhirnya Adi ada disini juga, ini semua berkat Ishita”, “Iyaa, Ishita datang dalam kehidupan kita ketika dia membawa Ruhi ke rumah sakit saat Ruhi meminum obat sirup kadaluarsa” sahut Pammi menimpali ucapan nyonya Bhalla, Simmi ikut menimpali dengan menceritakan tentang kecerobohan temannya, Dimple yang membuat Ruhi minum obat kadaluarsa itu sehingga mereka semua jadi salah paham sama Ishita “Pada akhirnya semuanya menjadi baik baik saja sekarang” sela nyonya Bhalla 

Di kamar Ruhi, Ruhi pamit sebentar untuk keluar “Ibu Ishi, aku pergi dulu sebentar, nanti aku akan kembali lagi” setelah Ruhi pergi, Ishita merasa sedih sambil berkata “Ruhi tidak merindukan aku rupanya, padahal aku sangat merindukannya” ujar Ishita sambil melihat lihat buku Ruhi dan membaca tulisan Ruhi di buku tersebut kalau Ruhi sangat merindukannya, Ishita tersenyum senang sambil memeluk buku itu dan berkata “Ruhi ternyata juga sangat merindukan aku” senyum Ishita kembali mengembang dan berkata pada buku “Aku juga merindukan kamu sayang” saat itu Ruhi masuk lagi ke kamarnya “Ibu Ishi, apakah ibu Ishi membaca buku diariku ?”, “Maafkan ibu sayang, apa ini Nautanki ? Kamu tidak merindukan ibu Ishi ?” ujar Ishita menimpali ucapan Ruhi “Aku sangat merindukan ibu Ishi” Ishita langsung memeluk anak kesayangannya ini dan berkata “Ibu Ishi juga sangat merindukan kamu” kemudian Ishita mencium pipi Ruhi yang cubby dan mereka berdua tersenyum bersama 

Malam harinya, mereka semua menikmati pesta selamat datangnya Rinki, Rinki memeluk Amma yang juga hadir disana, saat itu Raman hendak ngobrol dengan Ishita namun Ishita nampak sibuk melayani semua tamu, sementara itu Rinki melihat Mihir datang ke pestanya, Rinki langsung menyolek Simmi untuk melihat Mihir sambil berkata “Kakak, sungguh sangat menyedihkan apa yang terjadi pada Mihir setelah apa yang telah Mihika perbuat padanya”, “Iyaa, Rinki, Mihir sangat pahat hati tapi dia mencoba bertahan” ujar Simmi menimpali ucapan Rinki, kemudian Rinki juga membahas Parmeet “Kak Parmeet juga melakukan kesalahan kan padamu ?”, “Sudahlah, Rinki ,,, tidak usah membicarakan tentang dia” ujar Simmi kesal, 

Kemudian mereka ngobrol berbagai macam hal yang terjadi dirumah itu tentang Raman yang menjadi Santa Claus pada hari natal, juga tentang kemesraan Ishita dan Raman pada hari hari belakangan ini, mereka berdua tertawa bersama sama, pada saat yang bersamaan Raman berusaha mengajak Ishita ngobrol namun Ishita masih saja sibuk dengan semua orang hingga tidak ada waktu untuk Raman, Raman segera menghentikannya namun Ishita berkata “Aku sedang kesal sama kamu, aku tidak mau bicara dengan kamu dulu” ujar Ishita kesal, Raman mencoba memikirkan sesuatu agar Ishita mau bicara dengannya SINOPSIS MOHABBATEIN episode 337 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top