SINOPSIS MOHABBATEIN episode 221 by. Sally Diandra “RUHI KECEWA”

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 221 by. Sally Diandra “RUHI KECEWA” Parmeet sedang menelfon Ashok dan mengucapkan selamat “Selamat, tuan Ashok ,,, akhirnya kamu berhasil menghina Raman, aku yakin kamu pasti akan mendapatkan kontrak itu” tanpa Parmeet sadari rupanya Ishita mendengar semua pembicaraan Parmeet dengan Ashok, begitu selesai menelfon, Parmeet jadi salah tingkah didepan Ishita begitu melihatnya berdiri disana memperhatikannya “Hallo Ishita”, “Kamu ini sudah merayakannya sebelum mendapatkan kemenangan, gerakan kami masih berada disana” sindir Ishita 

“Kali ini sihirmu tidak akan bekerja, Ishita ,,, karena itu adalah berita yang sangat menghebohkan, tidak ada seorangpun yang bisa menyelamatkan Raman kali ini” sindir Parmeet sinis “Kamu dan Ashok memang selalu memainkan sebuah permainan seperti itu dan selalu kalah, kamu tahu kenapa ? karena kalian tidak menggunakan otak kalian, tidak usah bekerja keras karena tidak ada seorangpun yang akan menggagalkan kami selama aku dan Raman masih bersama” Ishita balik menyindir Parmeet kemudian berlalu dari sana menuju ke apartemennya, Parmeet mencoba tertawa dan tidak terpengaruh dengan ucapan Ishita 

Ketika Ishita pulang ke rumah, Ishita melihat Ruhi keluar dari rumah menuju ke rumah Amma bersama Shravan, Ishita tersenyum melihat putri kecilnya itu, namun ketika masuk ke dalam rumah, dilihatnya ibu mertuanya sedang menangis sedih “Ibu, ada apa ?”, “Ishita, Ruhi sudah tahu tentang berita di koran itu, teman temannya mungkin mengatakan padanya disekolah tadi, dia menangis ketika pulang sekolah, Ruhi merasa kalau Raman tidak ingin membawanya pulang kerumah, dia tidak mau makan, Shravan lalu mengajaknya kerumah ibumu” Ishita merasa sedih mendengar hal ini 

“Aku tidak bisa melihatnya menangis seperti itu, Ishita ,,, apa seharusnya aku mengatakan padanya kalau ibunya itu berbohong dan ingin membalaskan dendamnya untuk menyakiti ayahnya”, “Ibu, aku tidak punya jawaban apapun untuk pertanyaan yang polos seperti itu” Ishita semakin sedih “Sampai kapan kita akan bersembunyi dan berbohong seperti ini terus, ibu ? Apa yang akan kita lakukan jika hal itu terkuak di televisi besok pagi ? Bagaimana kita akan menyelamatkan hatinya yang patah hati ?” Ishita berusaha menghibur ibu mertuanya “Ruhi bahkan tidak bisa mengatakan hal ini”, “Aku akan menjelaskannya ke Ruhi, ibu jangan khawatir” hibur Ishita 

Saat itu Ashok dan Raman bertemu di tempat parkir mobil “Raman, aku sudah mengatakan padamu beberapa kali kalau semua milikmu akan datang padaku, jadi katakan padaku kenapa kamu datang kesini ? Jangan katakan kalau kamu datang kesini untuk bertaruh demi seorang gadis kecil” Ashok berusaha menghina Raman “Kamu tahu kan kalau aku ini tidak salah ?”, “Ini adalah kesalahan terbesarku” ujar Raman sinis “Kesalahan terbesarmu adalah kamu membiarkan Shagun datang padaku dengan semua rahasiamu itu” Ashok merasa berada diatas angin “Kesalahan terbesarku adalah membiarkan kamu tetap hidup sampai saat ini” Raman ganti menghina Ashok “Ketika kamu menjadi seorang ayah, maka kamu pasti akan tahu rasa kebapakan, miliki anak terlebih dulu, apa yang kamu punyai sendiri ? Kamu memiliki mantan istriku dan anakku, apa milikmu sendiri ?” Raman bergegas meninggalkan Ashok dengan melajukan mobilnya 

Ishita menemui Ruhi dan Shravan dikamar, Ishita bisa melihat Ruhi sedang bersedih, didengarnya mereka berdua sedang ngobrol “Seorang bayi mendengar semuanya di dalam perut ibunya” Ishita menyeka airmatanya mendengar ucapan Shravan yang berusaha menghibur Ruhi “Ruhi benar ,,, nah Shravan, kamu juga harus sangat menyayangi adikmu” pinta Ishita, saat itu Amma memanggil anak anak, Shravan bergegas pergi dari sana “Ruhi pergilah, nenek memanggilmu” tiba tiba Ruhi kembali menangis, Ishita mencoba menghiburnya “Sini sayang, hari ini kamu menangis terus yaa ? Sampai sampai kamu tidak mengganti baju seragammu dan juga makan, apakah seorang gadis yang baik melakukan hal ini ?” tanya Ishita

Ishita berusaha menjelaskan tentang berita dikoran dan berkata “Kamu tahu, ayahmu sangat menyayangi kamu, tapi ada beberapa orang yang ingin membuat masalah pada ayah, jadi ,,,” Ruhi langsung menyela “Aku seharusnya berada di perut ibu Ishi bukan di perut ibu Shagun, karena ibu Ishi selalu melindungi aku” Ishita menangis terharu mendengar ucapan Ruhi “Ayah seharusnya dulu menikah sama ibu Ishi, bukan sama ibu Shagun” Ishita langsung memeluk Ruhi dan menangis karena merasa takjub dengan ucapan Ruhi yang polos “Cukup, sayang ,,, ayah sangat menyayangi kamu, ayah selalu mencintai kamu dan Tuhan itu sangat pintar, Tuhan ingin mengirimkan kamu padaku jadi secara perlahan lahan Tuhan mengirimkan kamu ke ibu Shagun terlebih dulu dan membuat kamu datang padaku”, kemudian ayah harus menandatangani surat itu untuk menyelamatkan ibu Shagun maka dengan begitu kamu bisa datang pada ibu Ishi” Ruhi mencoba mendengarkan penjelasan ibu Ishinya 

“Jika ibu Shagun tidak ada disana, maka tidak akan ada Ruhi tapi jika ibu Shagun ada disana maka Ruhi pasti akan ada, jadi Ruhiku datang padaku sekarang” Ishita mencoba menjelaskannya dengan bahasa yang sederhana yang bisa dengan mudah dipahami Ruhi “Ruhi, jangan berfikir kalau ayah tidak mencintai kamu, kamu ini kesayangannya dan ibu mempunyai sebuah kejutan untukmu, kamu akan mendapatkannya kalau kamu pulang ke rumah nanti, sekarang kita makan dulu yaa” ujar Ishita sambil mencium kening Ruhi kemudian menggendongnya dan mengajaknya pulang 

Begitu sampai dirumah keluarga Bhalla, setelah Ruhi selesai makan dan berganti baju, Iishita segera mengajak Ruhi menonton video kelahirannya yang diambil oleh Romi pada waktu itu, di video itu memperlihatkan bagaimana Raman sangat bahagia ketika Ruhi lahir dan membagikan manisan pada semua orang termasuk pada nyonya Bhalla, kemudian Raman memasuki kamar bayi dan menggendong Ruhi sambil berkata “Terima kasih sayang, kamu telah datang dalam hidup ayah” ujar Raman penuh haru, Ruhi melihatnya tidak berkedip “Ruhi, sekarang kamu tahu kan betapa ayah mencintai kamu ?”, “Tapi ayah tidak meminta aku pada Tuhan, seperti yang tertulis di koran” ujar Ruhi datar 

“Bagaimana kalau kamu mengajukan test pada ayah jika kamu ingin mengetahui apakah ayahmu mencintai kamu atau tidak, kamu bisa bertanya padanya tentang kesukaanmu dan ketidaksukaanmu, ketakutan, dan lain sebagainya, begitu ayah menjawabnya maka itu akan membuktikan kalau ayah mencintai kamu” Ishita memberikan usulan pada Ruhi “Apakah ini kejutannya ?”, “Bukan ! Sekarang pakai baju kesukaanmu maka kamu akan mendapatkan kejutannya” Ruhi merasa senang dan bergegas pergi ke kamarnya, begitu Ruhi pergi, Ishita berkata pada dirinya sendiri “Bagaimana caranya menjelaskan padamu, Ruhi ,,, ayahmu sangat menyayangi kamu, aku harus membuktikannya pada seluruh dunia” ujar Ishita SINOPSIS MOHABBATEIN episode 222 by. Sally Diandra 
Bagikan :
Back To Top