SINOPSIS MOHABBATEIN episode 221 by. Sally Diandra "ISHITA VS SHAGUN"

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 221 by. Sally Diandra "ISHITA VS SHAGUN" Ishita datang kerumah Ashok dan terang terangan menegur Shagun, Ishita menghadapi Shagun yang telah membocorkan informasi pribadi keluarganya dengan Raman dulu “Aku tidak memanfaatkannya, aku hanya menceritakannya pada Ashok karena aku akan menikah dengannya, aku tidak tahu kalau dia memanfaatkan ceritaku itu” Shagun berusaha membela diri “Cukup, Shagun ! Kamu ini memang sadis, kamu selalu saja berusaha menyakiti Raman, dia menandatangani surat itu untuk menyelamatkan nyawamu, coba sekali saja coba kamu pikirkan tentang Raman, bagaimana nanti dia akan menghadapi masyarakat diluar sana dan anak anak sekolah temannya Ruhi, ibu seperti apa kamu ini, Shagun ?”, “Raman yang telah menandatangani surat itu dan dia lebih memilih aku ! Ini masalahmu kan ?” sindir Shagun sinis, 

Ishita hanya bisa geleng geleng kepala “Dia melakukan apa yang seharusnya seorang pria layak lakukan”, “Raman itu membodohi kamu, Ishita !” mereka berdua kemudian bertengkar “Sudah ! Hentikan semua omong kosong ini !”, “Aku benar benar tidak bisa mengerti kamu, Shagun ,,, padahal Raman selalu menyelamatkan kamu ! Seharusnya dia memilih Ruhi dan bukan kamu ! Karena kamu tidak pantas menerima semua ini” sindir Ishita ketus “Hentikan ocehanmu itu, Ishita !” tanpa mereka sadari rupanya Raman datang kesana dan mendengar pertengkaran mereka berdua “Apa yang Shagun katakan itu benar, Ishita ,,, ayoo jangan buang buang waktumu, karena perempuan seperti dia tidak akan berubah, aku senang karena putriku dibesarkan oleh kamu, pastikan kalau Ruhi tidak akan seperti dia” ujar Raman sambil memegang tangan Ishita dan mengajaknya keluar dari rumah Ashok, sedangkan Shagun terlihat semakin kesal 

Dirumah keluarga Bhalla, tuan Bhalla baru saja sampai dirumah bersama Ruhi sepulang sekolah “Ruhi, ayooo jangan menangis sayang” bujuk tuan Bhalla sambil menggendong cucunya ini “Kenapa dia menangis, suamiku ?” Ruhi bergegas berlari ke dalam kamarnya sendiri, nyonya Bhalla segera mengejarnya dan bertanya “Ada apa sayang ? Apa yang terjadi ?”, “Ayah tidak menyayangi aku, ayah tidak menginginkan aku ! Ayah tidak ingin membawa aku dari rumah sakit karena aku ini seorang perempuan” nyonya Bhalla langsung menyela “Tidak sayang, ayahmu sangat menyayangi kamu” Ruhi menggeleng sambil menangis “Tidak ! Nenek selalu bohong padaku, itu semua ditulis dikoran !”, “Tidak sayang, itu semua salah, apa yang ditulis dikoran itu salah sayang” hibur nyonya Bhalla sambil memeluk cucu kesayangannya itu, 

Saat itu Shravan datang dan masuk ke kamar Ruhi “Ooooh jadi Ruhi masih menangis sampai sekarang, anak perempuan memang bodoh ! Bisanya hanya menangis, ayoooo ikut aku ! Kita pergi dan membuat proyek kita bersama sama”, “Aku tidak mau ikut !” Ruhi masih terisak “Aku tidak akan mengejekmu karena aku akan membuatmu tersenyum” ujar Shravan sambil menyeka airmata Ruhi seperti layaknya seorang pria dewasa “Iyaaa, Ruhi ,,, pergilah bersama Shravan” bujuk nyonya Bhalla, akhirnya Ruhi mau pergi bermain bersama Shravan, nyonya Bhalla sangat sedih melihat keadaan Ruhi yang terluka hatinya “Bagaimana jika Ruhi bertanya pada Raman ? Raman pasti akan sangat sedih” ujar nyonya Bhalla cemas 

Sementara itu Raman dan Ishita sudah sampai di apartemen mereka, Ishita bergegas keluar dari mobil Raman, Raman segera menghentikan langkah Ishita “Ishita !” langkah Ishita terhenti dan menoleh ke arah Raman “Terima kasih”, “Jangan terpengaruh dengan semua omong kosong ini, Raman ,,, aku tahu kalau ini masalah pribadi kamu dan itu sangat menyakitkan tapi tetap saja ,,, oh ya aku melihat foto foto lamamu, foto masa kecil Ruhi, kamu terlihat sangat bahagia, aku sadar kalau kamu mendapatkan kebahagiaan itu dari Shagun, tidak ada seorangpun yang bisa mengambil kenangan manis itu” Raman langsung menyela “Kita juga akan membuat banyak kenangan manis yang baru, antara kamu dan aku, kita berdua”, “Kita ?” Ishita tertegun “Iyaa mungkin agak sedikit berbeda, seperti pasta buatanmu itu” mereka berdua kemudian tersenyum malu malu 

“Kamu tahu di hari ketika aku bilang tentang ceramahmu, kamu pasti merasa sedih”, “Kamu sudah sering sekali mengatakannya” sindir Ishita sambil tersenyum “Apakah kamu akan merasa sedih jika aku mengatakan sebaris kalimat setelah setengah halaman ceramahmu ? Dan hari ini aku merasa senang ketika aku mendengar kamu memberikan ceramah pada orang lain” sindir Raman sambil tersenyum, mereka berdua kemudian saling menyindir satu sama lain dengan ungkapan yang manis, mereka berdua benar benar menikmati kebersamaan ini, kemudian setelah selesai saling menyindir, Ramanpun bergegas pergi ke kantor lagi dengan mobilnya, Ishita hanya bisa tersenyum manis SINOPSIS MOHABBATEIN episode 221 by. Sally Diandra 
Bagikan :
Back To Top