SINOPSIS MOHABBATEIN episode 175 by. Sally Diandra “ASHOK BERKICAU”

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 175 by. Sally Diandra “ASHOK BERKICAU” Pathak sedang ngobrol dengan inspektur Balram, Mihir datang untuk menemui Mihika dan bertanya “Kenapa kamu memberikan hadiah jeans yang modelnya pensil seperti ini, model apa ini ? Aku ini seorang karyawan, ini sangat memalukan, celana ini sangat ketat, katakan berapa ukuran celanaku ?”, “30” ujar Mihika “Bukan tapi 32 ! Inilah yang mengejutkan, Raman benar, perempuan hanya berjalan pada jalur yang ada” ujar Mihir kesal “Aku membawakan hadiah ini dengan cinta tapi kamu malah tidak berterima kasih, aku lihat kamu mengenakan celana yang lucu seperti itu ke kantor, itulah mengapa aku membeli celana jeans ini” ujar Mihika kemudian berlalu dengan perasaan kesal, Mihir mengikutinya dan berkata “Aku akan mengantarmu”, “Berikan saja celana ini pada juniormu, byeee” Mihika bergegas pergi meninggalkan Mihir 

Saat itu Mihika melihat Pathak sedang bersama Balram “Aku mempunyai semua bukti rekaman itu pada tanggal 10 Juni kemarin, tidak akan ada bukti kecelakaan apapun disana” Mihika terkejut mendengarnya, sedangkan Raman saat itu sedang dalam perjalanan bersama Shagun dan anak anak “Untungnya ada Pathak yang telah mengurusi semua pekerjaan kita” Shagun mengangguk membenarkan ucapan Raman, sedangkan Adi ngobrol dengan Ruhi dan meminta Raman untuk membeli cokelat “Apakah kamu membutuhkan sesuatu, Shagun ?”, “Iya air, belikan aku air” Raman kemudian bergegas membeli dan kembali lagi ke mobil, Raman kemudian menelfon Ishita, Ishita sangat senang mendapat telfon dari Raman 

“Kami baik baik saja” ujar Raman kemudian memberikan ponselnya ke Ruhi, dalam hati Shagun merasa kesal “Ishita ini tidak bisa membiarkan kami sendirian” bathin Shagun, saat itu Ruhi sedang ngobrol dengan Ishita “Aku merindukanmu ibu Ishi”, “Aku juga merindukan kamu sayang, jaga dirimu baik baik ya dan juga ayah, oh iya jangan katakan hal ini pada ayah, yaa ,,, ini rahasia kita berdua” rupanya Ishita memberikan suatu instruksi pada Ruhi untuk dilakukannya nanti “Oke, ibu Ishi ,,, bye, aku menyayangimu” setelah selesai menelfon, kemudian Ruhi berfoto selfie dengan Raman “Ruhi, apa yang dikatakan oleh ibu Ishi tadi ?” tanya Raman penasaran “Itu rahasiaku dengan ibu Ishi” ujar Ruhi, kemudian Raman mengirimkan foto tersebut ke ponsel Ishita, Ishita melihatnya sambil tersenyum, kemudian mencium foto tersebut sambil berkata “Aku juga mencintai kamu sayang” ujar Ishita penuh cinta

Tepat pada saat itu Mihika mendatangi Ishita dan berkata “Kakak, ada sesuatu yang tidak beres”, “Memangnya apa yang terjadi ?” Mihika langsung menceritakan semuanya apa yang telah didengarnya barusan “Kemudian Pathak menelfon Raman, kak ,,, dan mengatakan kalau bukti buktinya akan dihancurkan, jangan cemas karena tidak ada seorangpun yang bisa mendapatkannya” Ishita terkejut mendengar ucapan Mihika “Kenapa Raman menyembunyikan bukti bukti itu ? kita bisa menangkapnya dengan bukti itu, kak”, “Raman melakukan hal ini ? Tapi kenapa dia melakukan hal ini ?” Ishita semakin bertanya tanya “Yang kamu katakan ini tidak benar, Mihika”, “Aku tahu, Raman telah sangat membantu kita tapi aku mendengarnya sendiri, kak ,,, aku tidak mungkin salah” Mihika berusaha meyakinkan kakak sepupunya 

“Raman sudah berusaha cukup banyak untuk mendapatkan bukti bukti ini, lalu kenapa dia mau menghancurkan bukti bukti itu ? Raman itu peduli pada ibu, dia juga sudah berusaha keras untuk mendapatkan pelakunya tapi kemudian dia meminta Pathak untuk mendapatkan bukti, sandiwara apa ini ? Pikirkan dulu sebelum berbicara, Mihika !” Ishita rupanya tidak percaya kalau Raman melakukan hal ini “Baiklah ! Tapi mungkin saja kan dia bicara atas nama Raman ? Paling tidak tanyakan padanya sekali saja, kak”, “Mihika, apakah kamu sudah tidak waras ? Bagaimana bisa aku menanyakan padanya ? Itu artinya aku tidak percaya padanya, aku harus benar benar percaya padanya, Mihika ,,, tidak Mihika tidak ! Lebih baik kamu pulang saja sana, Raman itu tidak seperti ini” Mihika akhirnya pergi meninggalkan Ishita dengan perasaan kesal karena Ishita tidak percaya padanya, Ishita bicara dengan dirinya sendiri “Hal ini harus ada batasannya, sekarang mereka akan mencurigai Raman juga” ujar Ishita bimbang 

Raman sedang mengambil botol air dan cokelat, Raman lalu meminta mereka untuk pergi dan meminta Adi juga “Adi, apakah kamu senang, nak ?” tanya Shagun “Iyaaa, ibu ,,, jika ibu bahagia maka aku juga bahagia”, “Tentu saja, ibu bahagia karena bisa bersama dua anak anak ibu” sahut Shagun “Untung saja kita tidak mengajak bibi Ishita”, “Iyaaa, wanita yang kuno itu” ujar Shagun sinis “Aku menyayangi kamu, ibu” Ruhi mendengar semua pembicaraan ini dan merasa sedih, sementara itu dirumah Ashok, Ashok bertanya pada pelayannya dimana Shagun “Nyonya Shagun sudah pergi dari pagi tadi bersama Adi, tuan ,,, saat itu anda masih tidur jadi dia tidak ingin mengganggu anda” Ashok merasa kesal dan bergegas menelfon Shagun namun Shagun tidak mengangkat juga telfonnya 

“Kenapa dia tidak juga mengangkat telfonku ? Apakah dia begitu sibuk ?” ujar Ashok sambil menghantam foto Shagun yang berada didekatnya, kebetulan Parmeet ada disana dan bertanya “Ada apa, tuan Ashok ?”, “Tidak ada apa apa, ayooo kita ke kantor , kita ada meeting hari ini, sandiawara ini akan terus berlangsung !” ujar Ashok kesal, dalam hati Parmeet tertawa senang “Berita baru, hubungan sepasang sejoli ini mulai ada celah dan diambang keretakan, ini pasti akan menyenangkan” bathin Parmeet 

Akhirnya Raman sekeluarga sudah sampai di sebuah hotel, resepsionis langsung menyambut mereka “Selamat datang tuan dan nyonya Bhalla”, “Bukan ! Tuan Bhalla dan nona Shagun” ujar Raman, Raman kemudian meminta Ruhi untuk pergi bersama Adi untuk melihat kolam renangnya, mereka pun pergi “Adi sangat bahagia, aku merasa senang” ujar Shagun, Adi kemudian memberitahu kalau kolam renangnya bagus tapi harus dibersihkan dulu selama 20 menit, baru kemudian mereka bisa berenang disana “Kalau begitu ayooo kita foto foto dulu” sahut Shagun “Baiklah, aku yang akan memotretnya, Ruhi ,,, kemarilah, ikutlah bergabung”, “Iyaa, kita akan berfoto bersama sama, sebuah foto selfie untuk Adi” kemudian mereka berempat berfoto selfie “Waah foto yang bagus, lihat”, “Ayooo kita ke kamar dulu, untuk menyegarkan diri” ujar Raman “Kamu pergi saja dulu, aku akan menyusul nanti” begitu Raman sudah pergi, Shagun berkata pada dirinya sendiri “Aku akan mengganti gambar profilku, Ashok harus melihat ini, gambar terbaru ini untuk kamu, Ashok” ujar Shagun senang 

Ashok sedang ngobrol dengan Parmeet di kantor dan meminta Parmeet untuk melakukan kesepakatan dengan klien dengan baik, saat itu Parmeet melihat gambar profil Shagun yang berganti diponselnya “Rupanya Shagun sedang sibuk dengan Raman juga anak anaknya, Ruhi dan Adi”, “Bagaimana kamu bisa tahu ?” tanya Ashok heran “Semua dunia juga tahu, tuan ,,, lihat gambar profilnya dan baca statusnya itu ‘akhirnya mendapatkan arti sebuah kehidupan, bersenang senang bersama keluarga” sahut Parmeet, Ashok sangat marah mendengarnya “Yaa Tuhan, selamatkanlah dari gigitan perempuan, kita bisa saja selamat dari gigitan ular tapi tidak dari gigitan perempuan” gumam Parmeet yang pergi meninggalkan ruangan itu sambil melirik ke arah Ashok, 

Ashok segera menelfon Shagun “Shagun, dimana kamu ?”, “Tenang, Ashok ,,, jangan khawatir, aku sudah bilang sama kamu kan kalau aku akan pergi piknik bersama Raman dan anak anak, kamu selalu saja sibuk, kenapa kamu mengeluh sekarang ?” tanya Shagun santai “Hentikan permainan ini, Shagun ! Katakan padaku dimana kamu sekarang ? Kamu menunjukkan kalau kamu sedang menghabiskan liburanmu bersama mantan suamimu itu”, “Aku tidak akan mengatakannya, kamu bukan suamiku, Ashok ,,, berikan aku cincin berlian 5 karat maka aku akan mengatakannya, ini adalah ultimatumku !” ujar Shagun sinis “Kamu pikir kamu itu siapa ? Kamu memeras aku ? Okeee ,,, aku akan mengejutkan kamu ! Kamu tidak tahu aku ! Aku akan memberikan kamu cincin yang seperti itu dimana kamu yang akan menghancurkannya !” ancam Ashok kesal 

Ishita akhirnya pulang ke rumah, Vandu menceritakan pada Ishita tentang apa yang dikatakan oleh Mihika, Ishita kemudian berusaha ngobrol dengan Mihika dan memeluknya “Sudah lepaskan aku !” Mihika merasa kesal “Mihika, duduklah, aku tidak bisa marah padamu tapi aku marah, kamu tidak akan mengerti karena kamu belum menikah, baiklah aku akan menelfon Raman, jika itu yang kamu inginkan”, “Tidak ! Tidak usah, aku memang bodoh ! Raman tidak mungking melakukan hal ini, kenapa dia harus melakukan hal ini ? Dia telah melakukan banyak hal untukku, aku malah tidak berterima kasih padanya, maafkan aku, kak” Ishita kemudian memeluk Mihika dan berkata “Aku sangat menyayangimu sayang” Vandu menemui mereka berdua “Rupanya kalian berdua disini, apakah aku boleh ikut gabung ?” mereka bertiga lalu tertawa bersama sama, saat itu Sarika menelfon Ishita “Baiklah, aku akan datang dalam waktu 2 menit” ujar Ishita 

Mihika menyusul Ishita ke klinik lagi “Ayooo, kak ,,, bagaimana kalau kita makan diluar ?” ajak Mihika, saat itu Ashok datang menemui Ishita di kliniknya dan bertanya “Apakah kamu tahu dimana suamimu berada saat ini ? Kamu ini memang tipe ibu rumahtangga yang lugu, aku sudah mengatakan padamu kalau ada sesuatu antara Raman dan Shagun, lihat sekarang” ujar Ashok sambil menunjukkan foto foto Shagun “Aku tahu kalau mereka sedang pergi keluar bersama anak anaknya dan aku juga yang mengemasi barangnya Ruhi, aku tahu dimana suamiku berada” Ishita masih membela Raman didepan Ashok 

“Kamu percaya padanya kan ? Pikirkan apakah dia menceritakan semuanya padamu, tidak ! Dia tidak melakukan itu ! Jika aku mengatakan yang sesungguhnya padamu, kamu akan tahu orang seperti apa dia”, “Aku akan memanggil security” bentak Ishita “Silahkan ! Tapi aku katakan padamu kalau Raman meminta pengacaranya untuk menghancurkan barang bukti, dia melindungi pelakunya, mantan istrinya sendiri, Shagun ! Raman menyelamatkan Shagun” Ishita dan Mihika terkejut dan tidak percaya SINOPSIS MOHABBATEIN episode 176 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top