SINOPSIS Mohabbatein episode 24 by. Sally Diandra

SINOPSIS Mohabbatein episode 24 by. Sally Diandra Pagi itu Ishita dan Raman sedang membaca koran yang isinya berita tentang perseteruan Raman dan Ishita di televisi, Raman menatap Ishita dengan perasaan marah, mereka berdua sama sama menutup pintu rumah mereka masing masing dengan keras tepat didepan wajah mereka, sementara itu Ashok membangunkan Shagun sambil mengucapkan selamat pagi “Cepatlah bangun, hari ini kasus perceraianmu akan digelar, bawa Ruhi bersamamu juga” Shagun tertegun “Apa yang akan Ruhi lakukan disana ?”, “Ruhi akan mengatakan pada semua orang kalau dia itu milikmu, kita harus bisa mendapatkan hak asuhnya, bersiaplah cepat, aku menunggu” Shagun bergegas bangun dan menyuruh pelayannya untuk membantu Ruhi berdandan 

Nyonya Bhalla dan tuan Bhalla sedang membaca berita yang sama, Raman melihat mereka berdua sedang ngobrol bersama “Pagi ini aku akan pergi ke sidang, aku sebenarnya ingin mengajak kalian berdua bersamaku” nyonya Bhalla bisa memahami perasaan anaknya ”Ibu ini adalah ibumu, ibu bisa mengerti semuanya, ibu memang ingin datang kesana untuk Ruhi, ibu tidak tahu apakah dia bisa tidur kalau malam atau tidak”, “Aku mengerti, bu ,,, aku tidak ingin lemah dalam kasus ini, aku janji aku akan berjuang untuk bisa mendapatkan hak asuh Ruhi, aku memang bukan seorang ayah yang baik tapi kalian berdua adalah kakek dan nenek yang hebat, aku janji aku akan mendapatkan Ruhi kembali” Mihir menyela “Aku akan pergi bersamamu Raman” Rummi melirik ke arah Mihir dengan perasaan marah 

Mereka berdua akhirnya sampai juga di pengadilan “Raman, aku harap kamu bisa mengontrol kemarahanmu nanti, kamu tahu kan tipe orang seperti apa si Ashok itu ?” Mihir mencoba menasehati Raman, saat itu Ashok datang bersama dengan Shagun dan Ruhi “Kenapa Shagun membawa Ruhi kesini ?, “Tenang, tenang, Raman ,,, jangan buat keributan apapun diruang sidang ini” Mihir kembali menenangkan Raman yang akhir akhir ini mudah meluapkan amarahnya “Aku sangat bahagia karena kamu sebentar lagi akan terbebas dari yang dinamakan sebuah pernikahan, sayang” Shagun hanya tersenyum manis 

Akhirnya, sidang perceraian Raman dan Shagun dimulai, Ruhi yang merasa tidak nyaman di dalam ruangan itu berkata pada pelayannya “Kapan kita pulang, bibi ?” tanya Ruhi bosan, saat itu melihat Raman ada disana, Ruhi segera berlari ke arah Raman namun Raman tidak melihatnya, Ruhi lalu menemui Mihir “Paman Mihir, aku ingin ketemu papa”, “Ruhi, lebih baik Ruhi sama bibi ini dulu ya, nanti papamu akan menemui kamu” hibur Mihir, saat itu Raman sudah memasuki ruang sidang dan hakim pun datang, Raman dan Shagun diminta hadir ke depan hakim, lalu hakim bertanya beberapa pertanyaan pada mereka, 

Di luar ruang sidang, Ruhi menangis dan merindukan nyonya Bhalla “Bibi, telfon tante Ishita, aku ingin bicara dengannya” pembantu itu menuruti permintaan Ruhi dan menelfon Ishita “Tante Ishita, aku bosen disini”, “Kamu ada dimana, Ruhi ?” tanya Ishita heran “Aku sedang sama mama di pengadilan, papa juga ada disini tapi papa tidak mau bicara denganku”, “Jangan menangis, sayang ,,, tante akan datang kesana dalam waktu lima menit” kemudian Ishita bicara dengan pembantu Ruhi untuk mengetahui dengan pasti dimana mereka berada “Baiklah, aku akan datang kesana” ujar Ishita iba

Sementara itu di ruang sidang akhirnya memutuskan perceraian Shagun dan Raman, Shagun melirik ke arah pacarnya, Ashok dan tersenyum “Kalian berdua memiliki dua orang anak, seorang anak laki laki yang bernama Aditya dan seorang anak perempuan bernama Ruhi, saat ini Aditya tinggal bersama Shagun” Ashok menyela ucapan hakim “Lalu bagaimana dengan hak asuh Ruhi ?”, “Aku yang akan merawat dan membesarkan Ruhi” sahut Raman “Aditya saat ini tinggal di asrama sekolah jadi Raman dan kedua orangtuanya yang akan merawat Ruhi” timpal pengacara Raman, Raman teringat dan berkata dalam hati “Bagaimana bisa Shagun meninggalkan dirinya ?” 

Saat itu Raman memohon pada Shagun untuk memikirkan anak anak, namun Shagun tidak peduli dan egois kemudian membawa Aditya bersamanya “Kamu ingin Ruhi kan ? Ambil dia ! Jangan jadi orang bodoh dengan bertanya padaku tentang apa yang telah kamu berikan padaku selama ini !” bentak Shagun, Raman kemudian tersadar ketika hakim membuka pernyataannya kembali “Kami akan memutuskan tentang hak asuh Ruhi setelah 12 hari kedepan !”, “Lalu apakah Ruhi akan tetap tinggal di rumah Ashok dan Shagun sampai hari penetapan tersebut ?” tanya Raman cemas” hakim mengiyakan pertanyaan Raman, Shagun kemudian menandatangani surat cerai itu, sedangkan Raman masih saja memikirkan tentang masa lalunya “Raman, cepat tandatangani surat cerai itu” bisikan Mihir memyadarkannya, sekilas Raman melirik kearah Shagun kemudian segera menandatangani surat cerai itu, Shagun segera keluar dari ruang sidang bersama Ashok “Pengacara, bagaimanapun juga aku ingin hak asuh Ruhi ada dipihakku !” pinta Raman ketus 

Begitu sampai di luar sidang, Shagun sangat senang bertemu dengan Ruhi yang masih menunggunya disana, kemudian mereka segera meninggalkan pengadilan “Bibi, tante Ishita sebentar lagi datang” Ruhi merasa cemas bila tidak bertemu dengan Ishita, saat itu Ashok dan Shagun merayakan kemenangan perceraian Shagun dengan minum wine “Shagun, lebih baik suruh Ruhi pulang dengan taxi saja, aku ingin merayakan kemenanganmu ini berdua saja denganmu” Shagun mengiyakan permintaan Ashok, kebetulan saat itu Ishita sampai disana, Ruhi segera berlari menghampiri Ishita begitu dilihatnya tante dokter itu datang, Ishita memeluknya dengan penuh kasih sayang, sedangkan Ruhi langsung menangis dalam pelukkan Ishita, Ishita mencoba menghiburnya, 

Sementara itu ketika Raman keluar dari ruang sidang dilihatnya Ashok dan Shagun sedang merayakan kemenangan mereka dengan meminum wine, Raman sangat marah, tak lama kemudian Ashok dan Shagun bergegas pergi dari sana, sedangkan Ishita mencoba menenangkan Ruhi “Kenapa kamu menangis,Ruhi ?”, “Aku sangat merindukan, tante ,,, bagaimana kabarnya Mutu Swamy, tante ?” Ishita tersenyum “Tante pasti akan mengajakmu bertemu dengan Mutu segera tapi sebelumnya kamu harus memberikan tante hadiah kecil yaitu sebuah ciuman di pipi” ujar Ishita sambil menunjukkan pipinya, Ruhi bergegas mencium pipi Ishita, Ishita tersenyum manis “Dokter Ishita, nyonya Shagun sudah pergi dengan tuan Ashok tadi”, “Aku tidak mau pulang kesana !” Ruhi segera berteriak begitu mendengar ucapan pembantunya, 

Saat itu Ruhi melihat Raman, Ruhi segera berlari menuju ayahnya “Papa, bawa Ruhi pulang, papa ,,, Ruhi janji, Ruhi akan menjadi anak yang baik” Raman hanya terdiam dan tak mampu berkata kata, lidahnya benar benar kelu ketika melihat kepolosan anaknya ini “Raman, apakah kita harus membawa Ruhi ,,,”, “Mihir, katakan padanya kalau aku akan segera membawanya pulang ke rumah, tapi bukan hari ini, aku janji” Mihir segera menjelaskannya pada Ruhi tentang apa yang dikatakan oleh Raman “Ruhi, untuk saat ini Ruhi tinggal sama mama dulu yaaa beberapa hari” Ishita memperhatikan mereka dari kejauhan, kemudian Raman pergi begitu saja bersama Mihir, Ishita bergegas menghampiri Ruhi dan memeluknya erat “Aku tidak pernah melihat seorang ayah yang seperti dia” bathin Ishita heran SINOPSIS Mohabbatein episode 25 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top