SINOPSIS MAHAPUTRA episode 330 bagian 1 by. Sally Diandra

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 330 bagian 1 by. Sally Diandra Ketika Pratap pulang ke benteng Chittor, Pratap dan pasukannya mendapatkan sambutan yang sangat meriah dari seluruh penduduk Chittor, Maharana Udai Singh dan Rawat Ji sengaja berhenti di tengah jalan, agar Pratap bisa menikmati sambutan kemenangannya dengan penuh suka cita, Pratap sangat memuji keberanian Chetak, 


Di kamar pribadi Ratu Bhatyani, saat itu Ratu Bhatyani sedang berdandan di depan meja riasnya, dirinya langsung merasa panik begitu melihat kulit wajahnya dan menyuruh semua pelayannya keluar dari kamarnya, ketika ada seorang pelayan yang masuk ke kamarnya kembali Ratu Bhatyani langsung membentaknya dengan lantang “Maharani Bhatyani, semua pelayan telah pergi untuk melihat penyambutan pangeran Pratap yang cukup meriah” kemudian pelayan itu pergi untuk memanggil kembali pelayan yang lainnya agar masuk kembali ke dalam, saat itu Ratu Bhatyani melihat seorang wanita tua di dalam kaca riasnya (gambaran Ratu Bhatyani kalau tua nanti) 

Hal itu sangat menakutkan Ratu Bhatyani karena dirinya akan tua dengan berlalunya waktu, Ratu Bhatyani sangat panik sambil memikirkan Pratap yang akan segera menjadi Maharana Pratap, Ratu Bhatyani tidak bisa memikirkan jalan keluar yang lain untuk mencegah Pratap “Kamu akan tua dengan berlalunya waktu tapi waktu tidak akan pernah bisa menghentikan siapapun” wanita tua dalam kaca rias itu mengejek Ratu Bhatyani hingga membuat Ratu Bhatyani memecahkan kaca itu dengan perasaan marah, para pelayannya bergegas datang ke kamar Ratau Bhatyani dan melihatnya sedang menangis 

Maharana Udai Singh mengenalkan Pratap pada para pemungut cukai yang baru diangkat dan bendahara Chittor yang baru, mereka semua terkejut begitu mengetahui kalau Pratap mengetahui mereka dari nama mereka dan latar belakang keluarganya dengan baik “Mereka adalah bagian dari salah satu keluarga besar yang di pimpin oleh ayah, itulah mengapa aku bisa mengetahui kalian dengan baik” Rawat Ji dan Maharani Udai Singh saling memandang dengan perasaan bangga, 

Sementara itu putri Chand dan putri Maan sedang bertengkar dengan gaya mereka yang lucu, mereka berdebat siapa yang akan mengoleskan kunyit pada sapi atau menyiapkan manisan untuk kakak mereka yaitu pangeran Pratap, putri Maan bahkan menyebut ibunya kandungnya sendiri sebagai seorang penyihir, mendengar hal ini putri Chand langsung terdiam dan diam seribu bahasa “Aku kecewa dengan ibu karena dia telah mengirim aku ke tempat Uma Massi selama bertahun tahun, aku tidak bisa belajar banyak disini dari kak Pratap” ujar putri Maan kesal, Ratu Veeba langsung setuju kalau Ratu Uma telah merusak dirinya sebenarnya, putri Maan juga mengakui hal itu “Tempat yang paling baik adalah tempat dimana paling tidak kamu bisa mengutarakan semua keluh kesahmu”  ujar Ratu Veeba

Mereka kemudian bergunjing soal siapa diantara mereka yang paling dicintai oleh pangeran Pratap, kemudian Ratu Veeba menyakinkan mereka berdua kalau pangeran Pratap menyayangi mereka berdua sama besarnya “Dia itu terlahir untuk menjadi seorang Maharana, dia bisa menyayangi semua orang dengan porsi yang sama dan menjaga mereka selamanya” puji Ratu Veeba, putri Maan dan putri Chand memuji kakak mereka dengan kompak, saat itu Ratu Veeba melihat kedatangan Ratu Bhatyani dan meminta pada para gadis didepannya ini untuk diam “Kenapa kalian berteriak tadi ?” tanya Ratu Bhatyani heran dengan tatapan curiga, Ratu Veeba dan putri Chand hanya bisa menunduk dengan perasaan takut, putri Maan melihat sikap mereka dan berbalik menatap ke arah Ratu Bhatyani 

Di ruangan pribadi Maharana Udai Singh, Maharana Udai Singh bertanya ke Rawat Ji “Rawat Ji, apakah mata mata kita telah kembali ?” Rawat Ji langsung menjawabnya “Mereka akan pulang kesini sebentar lagi, Maharana” 

Sementara itu Ratu Bhatyani mengancam Ratu Veeba kalau dia akan mengungkap kebenarannya pada Rana Ji dan Ratu Veeba akan ditendang keluar dari istana pada saat itu juga “Rana Ji bahkan bisa memutuskan hukuman mati untuk kamu ! Jadi hentikan menyesatkan orang orang dan mengelu elukan memuji Pratap di depan semua orang !” ancam Ratu Bhatyani kemudian Ratu Bhatyani menyuruh semua orang untuk menyiapkan tempat dan perlengkapannya untuk pemujaan “Pastikan juga ladu yang besar yang mereka buat tidak pecah !” ujar Ratu Bhatyani kemudian meninggalkan tempat itu, diikuti oleh putri Maan yang berjalan dibelakangnya 


Sepanjang perjalanan tiba  tiba putri Maan bertanya  pada  Ratu Bhatyani “Ibu, aku ingin bertanya padamu, kenapa Choti Ma (Ratu Veeba) sangat takut pada ibu ?” tanya putri Maan penasaran “Kamu kira apa semua orang takut pada ibumu ini ? Padahal sebenarnya mereka semua itu menyayangi ibu, itulah mengapa mereka semua sangat hormat pada ibu” jawaban Ratu Bhatyani sangat diplomatis “Ibu, tidak usah berpura pura didepan anak kandung ibu sendiri, aku tahu kalau ibu itu sangat menakutkan bagi semua orang, bahkan mereka sangat ketakutan ketika melihat kearah ibu, itu semua bisa terbaca dengan jelas dari wajah wajah mereka” ujar putri Maan kesal “Iyaa itu mungkin saja tapi ibu akan lebih bahagia lagi kalau kamu juga sedikit takut padaku” putri Maan tersenyum mendengar ucapan ibu kandungnya “Ibu, ibu ini adalah ibu kandungku dan aku mencintai ibu, jadi kenapa aku harus takut pada ibu ?” Ratu Bhatyani tersenyum mendengar jawaban putri Maan SINOPSIS MAHAPUTRA episode 330 bagian 2 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top