SINOPSIS MAHAPUTRA episode 236 (03 July 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 236 (03 July 2014) by. Sally Diandra Di tenda Raja Maldev Singh, Raja Maldev Singh menanyakan perbuatan Pratap yang berani memasuki tenda tempatnya beristirahat “Apakah ini skemamu yang baru untuk melawan kami, seperti kamu yang telah di lantik untuk tidak mengambil senjatamu dalam perang ?” Phool yang saat itu juga berada di tenda tersebut terperangah begitu mendengar ucapan kakeknya, Raja Maldev Singh menegaskan hal itu “Ada baiknya kalau kamu tidak menikah dengan keluarga ini, Phool ,,, dia ini pengecut dengan menyamar sebagai orang pemberani” ejek Raja Maldev Singh, kemudian Raja Maldev Singh menyuruh prajuritnya untuk menangkap Pratap “Tangkap Pratap ! Sebelum dia berfikir untuk melarikan diri dari sini !” Pratap langsung menghentikan prajurit Marwar dengan gesture tubuhnya agar mereka menyingkir darinya, Raja Maldev Singh terkejut ketika melihat prajuritnya yang mengepung Pratap langsung melangkah mundur menghindar dari Pratap “Maafkan aku Maharaja Maldev Singh tapi cucumu lebih pintar daripada kamu, dia telah mengatakan pada prajuritnya kalau aku pasti tidak akan datang kesini jika aku ingin melarikan diri, jika aku pengecut maka aku tidak akan berfikir untuk datang sendiri ke tenda musuhku dimana terdapat banyak prajuritnya di sekitarnya” ujar Pratap Raja Maldev Singh nampak tidak suka dengan ucapan Pratap “Aku bahkan tidak mempunyai waktu untuk mendengarkan omong kosong itu, aku telah memutuskan tehnik berperangku hari ini ! Katakan tujuanmu !” ujar Raja Maldev Singh kesal “Tujuanku datang kesini untuk menghentikan kamu dalam perang, Maharaja Maldev Singh” Raja Maldev Singh tersenyum sinis “Aku harus menghentikannya begitu saja ?” Pratap menawarkan perdamaian pada Raja Maldev Singh “Kamu pikir aku tidak tahu rencana apa yang sedang kamu pikirkan ? Kamu bilang tidak ada pertempuran dan membangun sebuah perdamaian tapi kamu telah membunuh anakku !” bentak Raja Maldev Singh “Aku bisa merasakan penderitaanmu, Maharaja Maldev Singh ,,, aku bahkan sangat berterima kasih atas kesalahan ini” Phool sangat bingung dengan ucapan Pratap “Cepat atau lambat Raja Ram Sigh akan terluka juga olehku tapi aku sadar kalau aku harus menghentikan peperangan ini karena siapapun yang menderita di perang ini adalah hanya salah satu dari kita saja” 

Raja Maldev Singh kemudian membandingkan Pratap dengan para leluhurnya yang terkenal sangat pemberani tapi Pratap seperti seorang perempuan, Pratap tahu kalau mentalitasnya masih baik, dirinya bisa saja pergi sejauh mungkin jika dia ingin menghina seseorang “Jika hal ini tidak begitu penting buatku maka aku tidak akan datang kesini, kamu memang bebas mengatakan apa saja yang ingin kamu katakan tapi aku tidak akan mundur selangkahpun dari keputusanku sekarang” Raja Maldev Singh juga memiliki pendapat yang sama, dirinya tetap akan melawan Pratap dan pasukannya “Jika pasukan Mewar yang tersisa adalah pasukan pengecut sama seperti kamu maka kami akan segera mengembalikan kalian pulang ke kampung halaman kalian !” ejek Raja Maldev Singh 

Di tenda pasukan Mewar, Rawat Ji mengkonfirmasi ucapan Raja Mamrat Ji, Raja Udai Singh kaget ketika mengetahui kalau Pratap telah di tangkap oleh pasukan Marwar, Raja Udai Singh segera merencanakan menyerang pasukan Marwar saat itu juga “Rawat Ji, siapkan pasukan kita !” Rawat Ji menyetujuinya, sementara itu Raja Maldev Singh menolak untuk tunduk pada semua ucapan Pratap “Jika kamu melawan perang dan lebih menyukai kedamaian, mengapa kamu membunuh para prajuritku secara brutal ? Aku sebenarnya juga telah memutuskan untuk tidak berperang dengan kamu, Pratap ,,, tapi kemudian aku melihat mayat mayat prajuritku yang bergelimpangan, mereka semua dibunuh secara brutal !” Pratap tidak mempunyai petunjuk untuk itu “Seluruh negeri Rajputana tahu kalau setiap prajurit yang telah mati akan diberikan penghormatan ketika dia meninggal, tidak menjadi masalah jika itu prajurit kami atau dari pihak musuh, secara agama kami melaksanakan upacara terakhir mereka sesuai dengan tradisi kami, bagaimanapun juga Mewar telah mencoba untuk membuat hubungan dengan Marwar lalu bagaimana bisa kamu melakukan hal ini pada mereka ?” 

Raja Maldev Ji tetap menginginkan sebuah jawaban siapa yang telah membunuh prajuritnya itu “Aku hanya membunuh mereka, tapi mereka itu bukan prajurit Marwar melainkan pasukan Mughal, mereka memang pantas untuk di hukum karena mereka mencoba untuk memasuki tanah kita dengan berpura pura menjadi teman kita” Raja Maldev Singh mulai penasaran “Siapa yang mengirim mereka ?”, “Jalal ! Dia ingin kita bertarung satu sama lain, beberapa prajurit Mughal telah mengatakannya padaku kalau kamu telah membimbing mereka menuju ke tanah mereka sebelum mereka melarikan diri” semua orang terkejut mendengar sepotong informasi ini, Raja Maldev Singh menolak melakukan itu semua “Kami orang Rajput tidak pernah menyerang dari belakang atau menyerang seseorang yang tidak bersenjata, kami selalu menyerang dari depan” Pratap mengetahui ha itu dengan baik “Pada waktu itu, kita mempercayai mereka, aku setuju kalau aku salah dalam mempercayai mereka tapi sekarang katakan padaku siapa yang bermain main disini, aku atau Mughal ?” guru Raughvendra juga menambahkan kalau antara Mewar dan Marwar telah mengetahui semua tentang permaianan Jalal untuk membuat mereka saling bertarung satu sama lain “Kalian berdua telah kehilangan beberapa prajurit kalian yang pemberani, kita harus segera menyelesaikan perang ini secepat mungkin” salah satu menteri Raja Maldev Singh setuju dengan pendapat Pratap dan guru Raghvendra, Raja Maldev Singh sangat sedih begitu mengetahui hanya dia yang ingin menikmati kekalahan Mewar “Baiklah, aku setuju menghentikan perang ini dengan satu syarat ! Aku tidak pernah memaafkan Raja Uday Singh untuk kesalahannya sampai sekarang,, bagaimana kamu bisa membayar semuan kesalahannya ini, pangeran Pratap ?” sindir Raja Maldev Singh, 

Pratap langsung berjalan ke depan dan siap hendak meminta maaf sambil membungkukkan badannya di depan Raja Maldev Singh untuk meminta pengampunan atas semua kesalahan ayahnya, Raja Maldev Singh menghargai kepintarannya “Dengan berakhirnya perang ini maka semua orang mendapatkan keuntungan khususnya kerajaan Mewar karena merupakan daerah yang kecil, hal itu pasti akan menakutkan Mughal dengan mudah, datang dan tunduklah padaku didepanku jika kamu ingin menghentikan perang ini ! Tidak ada seorangpun yang bahagia dengan membalikkan keadaan ini !” sekilas Pratap melirik ke arah gurunya, guru Raughvendra hanya mengangguk, kemudian Pratap melakukan hal itu, sementara Phool menangis melihat Pratap berbuat demikian di depan kakeknya, belum juga Pratap membungkuk di depan Raja Maldev Singh, Raja Maldev Singh segera menghentikan Pratap tepat pada waktunya “Aku harus memuji kamu untuk rasa cintamu pada tanah airmu, kamu telah bertarung dengan begitu banyak musuh sendirian dan sebelumnya kamu juga telah setuju untuk membungkukkan badanmu di depanku jadi apakah kamu kira begitu mudah mendapatkan pengampunan Rajputana ? Aku memang sangat terkesan dengan rasa cintamu pada tanah airmu tapi seharusnya itu tidak perlu kamu lakukan, aku akan berdamai jika ayahmu yang melakukan hal itu” Pratap langsung menghentikan ucapan Raja Maldev Singh  sambil mengacungkan tangannya

“Hentikan, Maharaja Maldev Singh ! Aku bisa mentoleransi semua penghinaanmu, kamu selalu mengejekku sejak dulu karena aku menginginkan perdamaian lebih dari apapun, aku hanya memikirkan semua orang tapi keegoisanmu itu tidak menyenangkan, kamu telah menguji kesabaranku dengan mengatakan demikian, aku akan menjawab dengan tepat” ujar Pratap sengit Raja Maldev Singh mengingatkan Pratap kalau dirinya berada di tenda miliknya jadi Pratap harus memikirkannya dengan bijaksana “Setiap hembusan nafasmu tergantung padaku sekarang, Pratap ,,, agar kamu bisa bertahan hidup !” salah seorang prajurit memasuki tenda dan mengabarkan kalau Raja Udai Singh dalam perjalanan menuju ke tempat mereka dengan pasukan Mewar dan Raja Mamrat Ji bersama mereka juga, semua orang terkejut mendengarnya. Pada saat yang bersamaan Raja Udai Singh terlihat sudah mencapai tenda kerajaan Marwar bersama pasukannya. Raja Maldev Singh menganggap ini semua adalah rencana Pratap, dia langsung menyuruh anak buahnya untuk bersiap siap perang, 

Ajudan Raja Maldev Singh segera pergi bersama prajuritnya, Raja Maldev Singh marah pada Pratap karena dia mengira Pratap telah merencanakan ini semua, Pratap mencoba menjelaskannya tapi gagal “Tangkap dia !” Raja Maldev Singh menyuruh prajuritnya untuk menangkap Pratap, saat Pratap hendak di bunuh oleh para prajurit yang berusaha menangkapnya, Guru Raughvendra menghentikannya sambil berkata “Letakkan senjatamu, pangeran Pratap dan menyerahlah dengan sendirinya” Pratap mematuhi permintaan gurunya, Phool yang tidak tahan melihat Pratap diperlakukan seperti itu berusaha menjelaskan sikap Pratap namun Raja Maldev Singh tidak mempercayainya “Kamu berusaha mendukung orang yang datang untuk membunuh kakekmu ? Kamu telah buta oleh perasaanmu sendiri, Phool ,,, bagaimana bisa kamu memaafkannya ? Dia telah berusaha untuk membunuh ayahmu !” Phool kembali mencoba untuk menjelaskannya ke kakeknya “Lebih baik kamu pergi saja !” Phool pun akhirnya berlalu dari tempat itu dengan sedih 

Sementara itu Raja Udai Singh juga nampak tidak bahagia ketika mengetahui kalau Raja Maldev Ji menangkap anaknya “Aku tidak akan membiarkan Maharaja Maldev Singh !” ujar Raja Udai Singh lantang dari atas kudanya, 

Phool sedang berbicara dengan ayahnya yang saat itu masih pingsan dan terbaring di tempat tidurnya “Ayah, cuma kamu yang bisa menyelamatkan pangeran Pratap sekali lagi, perang akan dimulai lagi, dia mungkin telah menyerang kamu sebelumnya tapi aku merasa kalau aku masih mempercayainya, dia melukaimu karena tidak sengaja, dia tidak bermaksud melukaimu, aku setuju kalau dia telah melukai aku berulang kali tapi dia itu tidak pernah bohong padaku, ayah ,,, dia benar benar ingin menghentikan perang ini tapi kakek tidak mempedulikannya, hanya ayah yang bisa menghentikan perang ini sekarang” ujar Phool sambil memegang tangan ayahnya dan menangis, tiba tiba Phool merasakan ada gerakan di tangan ayahnya, tiba tiba ayah Phool mengigau dengan menyebut nama Pratap “Pratap tidak bersalah ,,,, Pratap tidak bersalah ,,, Pratap tidak bersalah” Phool sangat senang, ayahnya sudah siuman, Phool segera berteriak memanggil tabib 

Di medan pertempuran, Raja Maldev Singh menjelaskan pada pasukannya tentang skema peperangan mereka hari ini, dia juga memberikan pidato tentang membunuh semua orang yang telah menipu mereka, tiba tiba Raja Ram Singh yang baru saja siuman menghampiri mereka dengan luka di lehernya yang sudah terbalut “Ayah, aku mohon hentikan semua ini !”, “Lebih baik kamu istirahat saja karena kamu belum sembuh benar, aku akan membuat Mewar membayar semua luka lukamu dan penderitaanmu itu dengan darah mereka” namun Raja Ram Singh menolak ucapan ayahnya “Pangeran Pratap menyerang aku dengan tidak sengaja, ayah ,,, aku bisa melihat penyesalan dan penderitaan di matanya untukku” kemudian Raja Ram Singh berkata pada pasukannya “Tidak ada gunanya membunuh saudara saudaramu sendiri !” ajudan Raja Maldev Singh setuju dengan ucapan Raja Ram Singh tapi kemudian menunjuk ke Raja Udai Singh yang telah memimpin seluruh pasukannya menuju ke tenda mereka, Raja Maldev Singh tidak akan membiarkan mereka pergi kali ini, Pratap yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan mereka, mencoba angkat bicara “Jika kamu mengira kalau kami telah menipu kamu dan menghina kamu maka aku mempunyai satu saran untuk kamu” ujar Pratap 

Di kerajaan Mewar, Ratu Jaiwanta menegur prajurit Mewar yang membiarkan Veera Bai pergi keluar sendirian “Saat ini sedang perang dan setiap orang sedang bertempur !” semua prajurit meminta maaf pada Ratu Jaiwanta sementara Ratu Bhatyani menyela pembicaraannya dengan mengatakan “Biarkan saja, kak ,,, permasalahannya akan segera berlalu dengan sendirinya” Ratu Jaiwanta segera membubarkan prajuritnya dan menoleh kearah Ratu Bhatyani seraya berkata “Dia itu salah satu dari kita ! Bagaimana bisa kamu mengatakan seperti itu ?” Ratu Bhatyani menolak fakta tersebut “Dia itu dipaksakan untuk menjadi bagian dari kita”, “Kamu dan Rani Sajja Bai datang ke istana ini setelah aku, bagaimana perasaaanmu jika aku melakukan hal yang sama seperti yang kamu lakukan ini ?” ujar Ratu Jaiwanta kesal “Tapi itu situasinya berbeda, kak”, “Buatku sama, Rani Bhatyani ! Kita ini tidak hanya seorang perempuan tapi juga Ratu Mewar, Rana Ji akan mengambil tanggungjawab ini jika dia ada disini tapi sekarang ini adalah tanggungjawab kita, kita bisa saja mempunyai banyak perbedaan tapi Veera Bai adalah tanggungjawab kita ! Kita harus menjaganya dan menghormati juga menghargainya” Ratu Bhatyani akhirnya hanya bisa pasrah dan menyetujui ucapan Ratu Bhatyani “Kita seharusnya mengembalikan dia kerumahnya, aku tahu kemana dia pergi” sindir Ratu Bhatyani, Ratu Jaiwanta memohon pada Ratu Bhatyani untuk menyampingkan perbedaan yang ada sekali saja untuk saat ini, tak lama kemudian mereka pergi bersama sama 

Pasukan Mewar dan pasukan Marwar kembali saling berhadap hadapan satu sama lain, Raja Maldev Singh akhirnya menerima tawaran perdamaian yang diajukan oleh Pratap, Raja Udai Singh juga menanyakan hal yang sama pada Pratap, Pratap menjelaskan bahwa bagi Raja Maldev Singh perang ini hanyalah untuk menyenangkan egonya saja “Aku telah memutuskan hanya demi egonya, kita tidak akan mengambil resiko untuk seluruh Rajputana, aku sendirian memang tidak cukup dan aku sudah memberikan solusi pada Maharaja Maldev Singh, kalau aku akan bertarung dengan seseorang yang dia inginkan untuk mewakili Marwar, siapapun yang kalah harus bisa menerima kekalahannya” Raja Udai Sing sebenarnya tidak ingin mengikuti usulan Pratap karena hal itu bisa saja berbahaya untuk Pratap tapi Pratap bersikeras akan melakukannya “Kamu tidak akan terhindar tanpa bertarung dengan seseorang yang berasal dari pihakmu sendiri, aku telah memilih guru Raughvendra yang akan bertarung melawan kamu” semua orang terkejut mendengar ucapan Raja Maldev Singh, Raja Maldev Singh langsung mengingatkan guru Raughvendra pada dharmanya, guru Raughvendra setuju dengan hal tersebut, begitu pula Pratap “Pertarungan ini akan berlangsung sampai salah satu dari kalian mati !” Raja Udai Singh nampak tidak senang mendengar ucapan Raja Maldev Singh tapi tidak ada pilihan lain baginya 

Berita tentang pertarungan guru Raughvendra dan Pratap sampai di telinga Jalal juga, Jalal kemudian melemparkan beberapa potong daging mentah pada seorang laki laki yang di rantai di dalam penjara “Khan Baba, apa yang kamu pikirkan kali ini ? Apakah ajal Pratap sudah dekat ? Aku telah mendengar banyak hal tentang guru ini” Jalal sangat suka dengan usulan Raja Maldev Singh ini, Jalal dan Khan Baba masih terus memperhatikan laki laki buas itu memakan makanannya seperti singa liar, 

Keesokan harinya semua orang telah bersiap di Dangal (area latihan), Raja Udai Singh sebenarnya ingin menghadapi Marwar di medan pertempuran “Aku sebenarnya ingin bertarung di luar sana bukan disini tapi Pratap bersikeras melakukannya” ujar Raja Udai Singh, sementara itu Raja Maldev Singh berharap guru Raughvendra bisa menunjukkan performa yang terbaik, tak lama kemudian wasit mengumumkan peraturan pertarungan “Akan ada 3 ronde, jika hasilnya seri maka akan ditambah 3 ronde lagi sampai salah satu dari peserta meninggal, siapapun yang hidup, itulah pemenangnya !” ujar wasit, Pratap dan guru Raughvendra sudah siap dengan baju perang mereka, guru Raughvendra memberikan salam pada Pratap dengan mengusap tanah pada keningnya, kemudian Pratap juga melakukan hal yang sama sambil memohon restu pada gurunya sebelum memulai pertarungan tersebut, tak lama kemudian mereka bersiap dengan perisai dan pedangnya, sedetik kemudian mereka bertarung demi dharma mereka, Raja Maldev Singh nampak menikmati pertarungan ini, apalagi ketika guru Raughvendra berhasil melepaskan pedang Pratap, namun Pratap langsung melanjutkan pertarungannya sambil mengambil pedangnya dan bertarung dengan pintarnya, hingga akhirnya ronde pertama berakhir, guru Raughvendra teringat ucapan Raja Maldev Singh kalau pertarungan ini akan berlangsung sampai salah satu diantara mereka meninggal. SINOPSIS MAHAPUTRA episode 237
Bagikan :
Back To Top