SINOPSIS MAHAPUTRA episode 232 (26 Juni 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 232 (26 Juni 2014) by. Sally Diandra Di kerajaan Mughal, Agra ,,, Bhairam Khan menunjukkan keragu raguannya di depan Jalal “Saat ini banyak orang Marwar yang akan terbunuh” Jalal sangat marah dan berkata “Aku telah melihat bagaimana prajuritku sangat menghormati Pratap ! Bukan aku ! Aku tidak ingin melihat dia sebagai seorang yang terhormat !” bentak Jalal, 

Sementara itu sebelum berangkat berperang, Pratap yang sudah siap dengan pakaian perangnya memberikan instruksi pada pasukannya kalau mereka akan benar benar menang dalam pertempuran ini, tepat pada saat itu guru Raughvendra datang menemui mereka, Pratap segera memohon restu sambil menyentuh kakinya kemudian Pratap membubarkan pasukannya “Sebenarnya aku juga akan menemui kamu, guru ,,, untuk membahas soal perang”, “Aku sudah mengatakan semuanya padamu, pangeran ,,, tentang tehnik berperang tapi aku ingin mengatakan satu hal bahwa kamu harus bertarung melawan siapapun dalam perang nanti, entah itu musuhmu atau orang yang kamu sayangi” ujar guru Raughvendra “Aku akan bertarung dengan siapapun karena kamu ada bersamaku, guru”, “Tidak, pangeran ,,, aku akan bertarung dengan Marwar, aku harus membayar hutangku pada leluhurku, itulah mengapa aku akan bertarung dengan Marwar” Pratap sedikit tertegun “Tradisimu mengatakan, kalau kamu akan bertarung denganku dan aku memerintahkan padamu tanpa ragu ragu kamu akan bertarung denganku !” Pratap mengangguk sebagai tanda mengerti “Baiklah, guru ,,, aku akan bertarung dengan siapapun meskipun kamu akan berada di dalam perang tersebut” kemudian Pratap meminta restu pada gurunya dengan menyentuh kaki sang guru 

Di kerajaan Mewar, Ratu Jaiwanta sedang berdoa dan melakukan aarti untuk Raja Udai Singh yang sudah siap dengan baju perangnya, sementara itu di kerajaan Marwar, Ratu Umma Dewi juga berdoa untuk suaminya, Raja Maldev Singh dan melakukan aarti untuknya, ketika Ratu Umma Dewi mau memberikan tilak pada kening Raja Maldev Singh, Raja Maldev Singh segera mencegahnya dan berkata “Hal ini akan dilakukan oleh cucuku sendiri, Phool Kanwar” Phool segera mendekat pada kakeknya dan memberikan tilak di kening kakeknya, sementara itu di kerajaan Mewar, setelah Ratu Bhatyani dan Ratu Sajja melakukan aarti untuk Raja Udai Singh, Ratu Jaiwanta mengajak Ratu Veera Bai untuk melakukan aarti juga untuk Raja Udai Singh, Ratu Veera Bai berdoa pada Dewa untuk Raja Udai Singh, setelah semua selesai, Raja Udai Singh pergi ke medan perang. 

Di kerajaan Marwar, Phool melakukan aarti untuk ayahnya, Raja Ram Singh, ketika Raja Ram Singh hendak berangkat pergi, Phool segera mencegahnya dan berkata “Bisakah ayah berjanji padaku kalau ayah tidak akan melukai pangeran Pratap”, “Ayah akan melakukan yang terbaik, Phool” ujar Ram Singh Di kerajaan Mughal, di Agra, Jalal sedang mengenakan baju perangnya di bantu oleh para pelayannya, Jalal sedang bersiap untuk perang ketika Bhairam Khan menemuinya dan berkata “Jalal, kenapa kamu mau pergi ke perang ? Kita sudah menyiapkan sebuah rencana untuk Marwar dan Mewar yang akan bertarung satu sama lain dan menghancurkan mereka !” ujar Bhairam Khan “Aku ingin melihat kehancuran keduanya antara Marwar dan Mewar pada saat yang bersamaan, itulah mengapa aku memilih untuk pergi ke medan pertempuran” ujar Jalal senang, sementara itu pasukan Mewar mengelu elukan slogan tanah air mereka “Musuh kita telah memanggil kita untuk berperang ! Kita harus berperang dengan siapa saja, itu bisa jadi siapa saja, temanmu, saudaramu, oleh karena itu aku akan memberikan kalian kesempatan jika ada seseorang yang berfikir kalau kita tidak akan menang maka orang itu bisa pergi sekarang juga !” namun tidak ada seorangpun yang pergi dari sana, kemudian Raja Udai Singh berteriak pada pasukannya “Ayooo sekarang kita pergi ! Kita akan menunjukkan pada mereka betapa beraninya kita !” teriak Raja Udai Singh 

Di kerajaan Mughal, Jalal sudah bersiap siap dan hendak pergi untuk melihat peperangan disana, sementara itu di kerajaan Mewar, Raja Udai Singh bertanya tentang pasukan Pratap, tak lama kemudian Pratap datang bersama pasukannya “Pratap ! Katakan alasannya, kenapa kamu sangat terlambat ?”, “Prajurit kita sedang berusaha untuk mempersiapkan diri mereka sendiri untuk menghadapi perang” ujar Pratap, tak lama kemudian pasukan Bheel yang tersisa mendatangi mereka dan berkata “Kita akan bertarung juga bersamamu, pangeran !” ujar pemimpin pasukan Bheel yang baru, Raja Udai Singh dan Pratap saling berpandang pandangan “Baru baru saja pimpinan kalian meninggal, lalu bagaimana kalian akan berperang ?” tanya Raja Udai Singh “Kami akan membalas dendam, Maharaja !” ujar pimpinan pasukan Bheel sambil menunjukkan kebolehannya dengan melesatkan anak panahnya ke udara kemudian melesatkan anak panah yang kedua yang membelah anak panah pertama, semua orang kagum padanya 

Pasukan Marwar sudah sampai di medan pertempuran, pasukan Mewar juga ada disana, Pratap memberikan instruksi pada pasukannya “Kita akan bertarung melawan Marwar !” sedangkan Raja Maldev Singh memperolok pasukan Mewar “Kalian semua berasal dari pasukan Marwar yang sangat kuat, kalian bertarung untuk kita, kita akan membunuh musuh musuh kita !” kemudian Pratap melesatkan anak panahnya di hadapan Raja Maldev Singh, Guru Raughvendra dan Raja Ram Singh untuk meminta restu pada mereka, Raja Ram Singh memberikan pujian pada Pratap “Pangeran Pratap, itu tidak membuat aku jadi terkesan padamu dalam perang, itu tidak akan benar benar terjadi !” teriak Raja Maldev Singh, Raja Udai Singh membalas dengan ejekan yang lain pada Raja Maldev Singh, tak lama kemudian Raja Maldev Singh menyuruh pasukan pemanahnya untuk melesatkan anak panahnya pada pasukan Mewar, Pratap segera memerintahkan pasukannya untuk berbaris di depan dengan membuat pertahanan dengan perisai mereka sehingga semua anak panah yang melesat langsung bisa ditangkis oleh pasukan yang bertahan di depan, 

Pada saat yang bersamaan Jalal dan pasukannya melihat pasukan Mawar dan Mewar di medan peperangan dari atas bukit “Raja Maldev Singh mempunyai kunci yang sangat jitu yaitu guru Raughvendra” ujar salah satu prajurit Jalal, Jalal tersenyum senang 

Di medan peperangan, guru Raughvendra berkata “Pangeran Pratap telah berlatih dengan prajurit prajuritnya sangat baik jadi lebih baik kita menggunakan tehnik yang lain, kita akan menyerang mereka dengan pasukan kuda” ujar guru Raughvendra, sedetik kemudian Raja Maldev Singh memerintahkan pasukan penunggang kuda untuk maju ke depan, kembali prajurit Pratap maju ke depan dan membentuk pertahanan dengan perisai mereka dan membunuh pasukan penunggang kuda dengan tombak mereka, pasukan Mewar berteriak kegirangan mengelu elukan slogan mereka, Raja Maldev Singh kembali mengirimkan pasukan penunggang kuda, Jalal sangat senang melihat semua itu dari atas bukit bersama psaukannya, Raja Udai Singh bertanya pada Pratap tentang rencana apa lagi yang akan dia lakukan, Pratap mengatakan pada ayahnya tentang rencana selanjutnya, 

Kemudian Raja Udai Singh memerintahkan pimpinan pasukan Bheel yang baru “Pergilah ke tempat yang lain dan dimanapun para penunggang kuda itu berada bila tepat di samping kalian, maka bunuh merereka !” pasukan penunggang kuda Marwar kembali bergerak ke arah mereka, Raja Maldev Singh kembali mengolok olok pasukan Mewar, pasukan Mewar yang berada di baris paling depan segera membalikkan perisai mereka yang mereka pegang sedari tadi sehingga membuat silau mata karena pantulan sinar matahari ketika pasukan kuda mulai mendekat, kuda mulai meringkik ketakutan karena silau dari perisai itu, sejurus kemudian pasukan Bheel mulai membunuh pasukan Marwar, Raja Maldev Singh sangat marah melihat pasukannya banyak yang terbunuh dan mulai kocar kacir “Aku tidak ingin melihat keberanian Pratap ! Kita akan berperang dengan Mewar !” teriak Raja Maldev Singh, semua orang langsung berteriak “Majuuuuu peraaaaanggggg !!!!!!” semua pasukan bergerak maju ke depan SINOPSIS MAHAPUTRA episode 233
Bagikan :
Back To Top