SINOPSIS BEINTEHAA episode 69 (02 April 2014)

SINOPSIS BEINTEHAA episode 69 (02 April 2014) by. Sally Diandra Zain bangun di pagi hari oleh silau sinar matahari dan melihat wajah Aaliya yang terkena silau sinar matahari, Zain berupaya melindungi wajah Aaliya dengan menutupinya dengan tangannya, tak lama kemudian Aaliya pun terbangun sambil melihat kearah Zain dan melihat dirinya mengenakan jas milik Zain, mereka berdua kemudian pulang ke rumah, sesampainya di rumah, saat itu rumah nampak sepi namun dari kejauhan Fahad dan Usman melihat mereka berdua datang, mereka berdua penasaran dengan kebersamaan Aaliya dan Zain “Nenek bilang jika dua orang pergi senidirian, mereka bisa saja menjadi teman atau menjadi musuh, tapi mereka berdua pulang secara diam diam, ayah” namun Usman merasakan kalau ada sesuatu yang baik diantara mereka berdua kali ini “Kita harus segera mencari tahu, Fahad” ujar Usman, sementara itu di dalam kamar Zain dan Aaliya, Zain rupanya merasakan punggungnya kesakitan karena tidur semalaman di dalam gubuk dengan posisi duduk, Aaliya yang tahu kalau Zain kesakitan, mencoba menawarkan obat untuk Zain, Aaliya menyuruh Zain untuk membuka kaosnya “Kalau kamu ingin melihat tubuhku yang terlanjang, bilang saja secara langsung padaku” goda Zain “Tubuhmu ini seperti korek api, sudah ayoo cepat buka kaosmu, aku akan mengoleskan balsem di punggungmu untuk meredakan sakit punggungmu itu” ujar Aaliya sambil duduk di belakang Zain, Zain pun membuka kaosnya perlahan kemudian Aaliya mengoleskan balsem di punggung Zain sambil memijat mijatnya dengan lembut, 

Setelah selesai, Aaliya menyuruh Zain untuk tidur di ranjang dan memintanya untuk tidak bangun, mereka mulai mencari cari kesalahan mereka masing masing, kemudian mereka berfikir apa yang terjadi pada mereka berdua, mereka mencoba mencari kesalahan satu sama lain dengan bicara pada diri mereka sendiri “Dia itu tidak buruk tapi tidak baik itu juga kalau aku mulai mencintainya, tidak ada kesempatan baginya” ujar Aaliya pada dirinya sendiri 

Sementara itu Rizwan telah mencapai ke Bhopal menggunakan pesawat terbang, Rizwan segera menuju ke rumah keluarga pak Ghulam “Aku datang ke Bhopal dan berfikir untuk bertemu dengan kalian” ujar Rizwan, Shabana segera menyambutnya dengan senang hati, begitu pula Aayath yang menyambutnya “Sekarang lebih baik kamu duduk dan aku akan menyiapkan makanan dalam waktu 30 menit” ujar Shabana “Ibu, selalu menyiapkan makanan yang enak” sela Aayath, Rizwan sangat senang mendengarnya kemudian Rizwan menghapus bekas tepung di wajah Aayath dengan tangannya “Aku sedang membuat adonan, makanya mukaku terkena tepung” ujar Aayath malu malu 

Di rumah tuan Usman, Barkath Villa, Aaliya datang dan duduk di meja makan, saat itu cuma ada Fahad dan Usman juga Chandbibi yang menemani mereka untuk menyiapkan segala sesuatunya “Ayah, dimana ibu ?” tanya Aaliya “Ibumu sedang tidak enak badan, jadi dia tidak sarapan bersama sama kita” ujar Usman, tiba tiba Fahad menyela pembicaraan mereka dengan bertanya “Ayah, bisakah ayah menceritakan pengalaman ayah jika seseorang sedang jatuh cinta ?” Usman langsung menangkap maksud Fahad “Ketika seseorang jatuh cinta, biasanya mereka tidak ingin makan dan mereka merasa lingkungannya berubah” tepat pada saat itu Zain datang dan berbaur dengan mereka sambil menyapa Usman dan Fahad, Zain kemudian duduk disebelah Aaliya untuk menikmati sarapan pagi, 

Chandbibi yang sedari tadi berdiri disana hanya senyam senyum melihat tingkah mereka, Usman dan Fahad memperhatikan mereka berdua secara diam diam “Kenapa kalian diam saja hari ini ?” tanya Zain “Itu namanya kedamaian, yang ada hanya keheningan dan kamu seharusnya mendengarkan lagu lagu yang berbahasa inggris maka dengan begitu perasaanmu akan tenang, oh iya ,,, istrimu menyiapkan makanan yang sedap dan berbumbu” ujar Usman “Aaliya, siapkan makanan untuk Zain” Usman dan Fahad memperhatikan mereka dengan tidak sabar, setelah Aaliya menyiapkan makanan di piring Zain, Zain mulai memakannya “Apakah makanannya terlalu pedas ?” tanya Fahad “Ayah, aku tahu kalau Zain tidak suka dengan makanan yang seperti ini” goda Fahad lagi “Apakah terlalu pedas ?” tanya Aaliya cemas “Hmm ,, tidak, tidak apa apa” ujar Zain sambil pura pura menahan rasa pedas dimulutnya, Usman mengira kalau Zain menyukainya dan menyuruh Aaliya untuk menambahkan lagi masakan kari itu ke dalam piring Zain, Aaliyapun segera melakukannya, Zain kemudian minum air putih, 

Selang beberapa saat kemudian Usman dan Fahad berpamitan dan meninggalkan mereka berdua disana, Aaliya kemudian memberikan Zain semangkok kheer (manisan), Zain sangat menyukainya, setelah selesai makan “Sudah, aku sudah kenyang, makanannya pedas ternyata” ujar Zain “Bagaimana dengan punggungmu”, “Sudah agak baikkan sekarang” ujar Zain kemudian segera berlalu dari sana meninggalkan Aaliya dan Chandbibi, Setelah Zain pergi, Chandbibi menawarkan makanan untuk Aaliya “Aku sedang tidak lapar, bi” ujar Aaliya “Hubungan kalian berdua mulai berubah sedikit” Aaliya merasa penasaran dengan pendapat Chandbibi, Aaliya akan mencoba menanyakan pada dirinya sendiri atau pada Zain  tentang perubahan diantara mereka

Di ruang kerja Usman, Fahad dan Usman sedang ngobrol satu sama lain membahas hubungan Aaliya dan Zain “Mereka berdua saling peduli satu sama lain, bukankah itu merupakan pertanda yang baik, ayah ?” tanya Fahad “Iya, betul Fahad ,,, itu adalah pertanda baik untuk cinta !” mereka berduapun tertawa lepas, sementara itu Gowhar mencoba mencari cari Rizwan dimana mana namun hasilnya nihil, Gowhar coba bertanya pada salah satu pelayan di rumah itu, ternyata benar, Rizwan telah pergi, Gowhar kemudian teringat kalau Rizwan pernah mengatakan akan pergi selama 3 sampai 4 hari “Lalu bagaimana sekarang aku bisa hidup tanpa dirinya selama 3 sampai 4 hari ?” ujar Gowhar cemas sambil berlari kebelakang dan tepat pada saat itu Gowhar bertabrakan dengan Nafisa “Aduuuh, maaf kak Nafisa” ujar Gowhar “Ooh iya, nggak apa apa, kelihatannya kamu sedang mencari seseorang ?”, “Apakah kakak tahu dimana Rizwan berada ?” tanya Gowhar “Rizwan itu lebih percaya sama kamu daripada aku”, “Tapi aku tidak melihatnya dari tadi pagi, kak ,,, mungkin dia pergi untuk keperluan bisnisnya selama 3 sampai 4 hari” ujar Gowhar “Sudah aku bilang kan sama kamu kalau dia itu lebih percaya sama kamu daripada aku, kalau tidak dia pasti akan memberitahukan aku” bela Nafisa “Tapi dia itu kan saudara kamu dan akan selalu begitu” ujar Gowhar kemudian berlalu dari sana meninggalkan Nafisa “Anak murahan ini berkata benar ! Dia akan selalu menjadi saudaraku !” bathin Nafisa dalam hati sambil berupaya menelfon Rizwan 

Di Bhopal, ketika Rizwan sedang ngobrol dengan Shabana, Rizwan melihat ponselnya berdering namun dia sengaja tidak mengangkatnya, saat itu Aayath juga bersamanya, di Mumbai, Nafisa sangat geram “Kenapa dia tidak mengangkat telfonku ?” bathin Nafisa, kembali ke Bhopal, Shabana masih ngobrol dengan Rizwan dan Aayath “Rizwan, siapa saja dalam keluargamu ?” tanya Shabana “Kedua orangtuaku telah meninggal dunia”, “Ooh maafkan aku, aku turut berduka, aku doakan semoga mereka diterima disisi Allah SWT, aamiin” ujar Shabana “Aku ini sendirian, bibi ,,, setelah kak Nafisa menikah”, “Kalau begitu kamu harus menemukan seorang gadis yang baik dan menikahinya” Rizwan tersipu malu dan berkata “Hanya laki laki yang baik yang mendapatkan perempuan yang baik”, “Kamu ini juga baik, baik secara fisik maupun psikis, Allah akan menjaga seorang gadis yang sangat baik buat kamu” Rizwan langsung melirik ke arah Aayath dan berkata dalam hati “Allah telah menjaga seorang gadis yang sangat baik untukku, tapi seharusnya dia tahu tentang hal ini” bathin Rizwan dalam hati 

Sementara itu, dikamar, Zain sedang merenung seorang diri sambil berkata dalam hati “Kenapa Aaliya jadi malu malu seperti itu padaku, dia tidak biasanya seperti ini” sedangkan Aaliya juga berbicara dengan dirinya sendiri “Aku harus bicara dengannya saat ini juga tapi kenapa aku sangat gugup seperti ini” ujar Aaliya pada dirinya, “Aku harus bicara dengannya hari ini, jika dia merasa salah paham denganku, aku harus menjelaskannya, dimana dia sekarang ?” ujar Zain pada dirinya sendiri, “Bagaimana aku bisa berhadapan dengan dirinya ? Perasaanku ini sangat aneh, aku harus pergi karena aku tidak bisa tinggal diam disini sepanjang malam” ujar Aaliya pada dirinya sendiri, namun kemudian Aaliya berkata lagi pada dirinya sendiri “Kenapa aku jadi sangat takut bertemu dengan Zain ?” saat itu Aaliya baru saja hendak pergi menemui Zain namun Aaliya melihat ada seseorang yang keluar dari rumah mereka, perempuan itu sungguh sangat mencurigakan, Aaliya mulai membuntutinya dibelakang dan memanggilnya dengan lantang “Siapa itu ? Siapa kamu ? Siapa yang ada disana ? heiiii !!!” teriak Aaliya penasaran SINOPSIS BEINTEHAA episode 70 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top